TUGAS GEOLOGI PERMUKIMAN
NAMA :
FANI APRILIANI
NIM :
2013-22-050
DOSEN PENGAMPU : Ir. DARMAWAN L.
CAHYA, MURP., MPA.,
KONDISI
IDEAL
Dalam penyusunan tata ruang
diperlukan teknik analisis dari aspek fisik dan lingkungan, ekonomi serta
sosial budaya. Analisis tersebut dilakukan untuk mengenali karakteristik sumber
daya fisik dan lingkungan, ekonomi dan sosial budaya daerah sehingga pemanfaatan
lahan dalam pengembangan wilayah dan kawasan dapat dilakukan seoptimal mungkin dengan
tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem.
Aspek fisik dan lingkungan harus
dianalisis karena lahan pengembangan wilayah merupakan sumber daya alam yang
memiliki keterbatasan dalam menampung kegiatan manusia.
Jenis data yang diperlukan untuk
penataan ruang antara lain: klimatologi, topografi, geologi, hidrologi, sumber
daya mineral/bahan galian, bencana alam, penggunaan lahan, studi yang ada dan
kebijakan pemerintah.
Kondisi ideal atau data dan
informasi yang semestinya ada dalam peta geologi untuk penataan ruang yaitu informasi
sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur, stratigrafi, tektonika, fisiografi,
sumber daya mineral serta energi, bentang alam/morfologi, kontur, kemiringan
lereng, struktur geologi (terdiri atas endapan/sedimen, batuan, lapisan, dll),
formasi geologi (seperti gunung api dll), sesar atau patahan, jenis tanah dan
batuan. Selain itu, diperlukan pula informasi dasar geologi yang terdiri atas peta
geologi bersistem, geologi teknik, hidrogeologi (aquifer potensial, daerah
resapan), dan bencana geologi (gempa/building code, gunung api, banjir, land
subsidence, kekeringan, longsoran).
Skala geologi yang ideal yaitu
1:50.000 yang sesuai dengan skala penataan ruang. Dengan demikian, informasi
geologi dapat lebih rinci dan memadai untuk penataan ruang.
KONDISI DI
LAPANGAN
Formasi Geologi
Wilayah Kabupaten Bone terdiri
atas berbagai formasi geologi, yaitu alluvium, formasi walanae, camba, tonasa,
malawa, salo kalumpang, balong baru, marada, dan lampo batang. Formasi alluvium
terdiri atas endapan sungai, danau dan pantai berupa lempung, kerikil, lanau
dan lumpur serta terumbu koral.
Formasi walanae banyak terdapat di
bagian tengah dan sedikit di bagian barat dengan susunan batupasir, batulanau,
tufaan, napal, batulempung, konglomerat, dan batugamping yang telah diendapkan
pada masa Miosen Akhir-Pliosen. Formasi ini mengandung batubara atau minyak
bumi yang membentang luas di Kecamatan Libureng, Kecamatan Lapri, Kecamatan
Kahu, Kecamatan Salomekko, Kecamatan Patimpeng dan Kecamatan Ponre.
Formasi camba merupakan batuan
sedimen laut yang berseling dengan batuan gunung api terdiri atas breksi, lava,
tufa, konglomerat, dan batugamping. Formasi ini terdapat di Kecamatan Libureng,
Kecamatan Kahu, Kecamatan Bonto Cani, Kecamatan Patimpeng, Kecamatan Tontra dan
Kecamatan Salomekko.
Formasi tonasa berupa batugamping
banyak terdapat di bagian tengan dan barat daya yaitu di Kecamatan Bonto Cani
dan di perbatasan antara Kecamatan Patimpeng dengan Kecamatan Libureng.
Formasi malawa berupa batupasir
kuarsa yang terdiri atas mineral kuarsa, lempung dan silika dengan porositas
sedang, batulanau yang mengandung mineral gypsum dengan porositas sedang, batugamping
pasiran yang merupakan fragmen fosil Mollusca, foraminifera besar, konglomerat,
batulempung yang berisi mineral pyrate dan batubara dengan warna hitam.
Formasi Salo Kalumpang merupakan
batuan sedimen berseling dengan batuan gunung api berupa batuan klastika.
Formasi ini terdapat di Kecamatan Ponre, Kecamatan Libureng, Kecamatan
Patimpeng dan Kecamatan Salomekko.
Formasi Marada merupakan batuan
sedimen yang banyak terdapat di Kecamatan Kahu dan sedikit di Kecamatan Bonto
Cani. Formasi Lompobatang berupa breksi, endapan lahar dan tufa.
Pembagian Kelompok Batuan
Berdasarkan stratifikasi
daerahnya, Kabupaten Bone tersusun oleh beberapa formasi batuan dan kelompok
batuan sedimen, batuan gunung api dan endapan permukaan.
1. Batuan
sedimen
Endapan sedimen
yang terdapat di Kabupaten Bone adalah sebagai berikut:
-
Tmpt (Anggota Taccipi dari formasi Walanae
berupa batugamping);
-
Tmpw (Formasi Walanae berupa batupasir,
batulanau, tufa, napal, batulempung, konglomerat dan batugamping);
-
Tmc (Formasi Camba berupa batuan sedimen laut
berseling dengan batuan gunung api);
-
Tmd (Formasi Camba berupa batu gamping);
-
Temt (Formasi Tonasa berupa batu gamping);
-
Tem (Formasi Malawa berupa batu gamping,
konglomerat, batulempung dan batubara);
-
Kb (Formasi Balang Baru); dan
-
Km (Formasi Marada)
2. Batuan
gunungapi
Batuan
gunungapi yang ada yaitu berupa:
-
Formasi Lampobatang berupa breksi, endapan lahar
dan tufa;
-
Tpbv (batuan gunungapi Baturape Cindako berupa
lava dan breksi);
-
Tmca dan Tmcv (Formasi Camba berupa breksi,
lava, tufa dan konglomerat);
-
Tmkv (Batuan gunungapi Kalamiseng berupa lava
dan breksi yang banyak terdapat di bagian Timur Kabupaten Bone);
-
Teol dan Teos (Formasi Salo Kalumpang); dan
-
Tpv (Batuan gunungapi terpropilitkan).
3. Batuan
Terobosan
Batuan terobosan
berupa diorit (d) dan granadiorit (gd) terdapat di Kecamatan Libureng,
Kecamatan Patimpeng, Kecamatan Tonra, Kecamatan Kahu dan sedikit di Kecamatan
Bonto Cani.
4. Endapan
permukaan
Endapan permukaan yaitu
endapan alluvium, sungai, danau dan pantai berupa lempung, kerikil, lanau dan
lumpur serta terumbu koral.
Struktur Geologi
Struktur sesar atau patahan terdapat
di Kecamatan Ponre, Mare, Patimpeng, Tontra, Salomekko, Kahu, Bonto Cani dan
Libureng. Di Kecamatan Libureng, terdapat sesar naik dan turun.
Di
Kecamatan Kahu terdapat lipatan berupa sinklinal, yaitu bagian lipatan yang
memiliki bagian yang lebih rendah dari bagian lipatan lainnya. Lipatan ini
membentuk lembah.
Di Kabupaten Bone terdapat
beberapa foraminifera baik kecil maupun besar. Foraminifera kecil banyak
terdapat di Kecamatan Kahu sedangkan foraminifera besar banyak terdapat di Kecamatan
Ponre, Libureng, dan Kahu.
ANALISIS
Sebagian besar wilayah Kabupaten
Bone memiliki potensi mineral non logam, antara lain: batubara, batugamping,
batusabak, kuarsa dan basal yang tersebar di beberapa wilayah seperti Kecamatan
Bonto Cani, Patimpeng dan Ponre. Wilayah tersebut dapat dijadikan sebagai
kawasan budidaya dengan peruntukan pertambangan.
Wilayah dengan komposisi batuan
lempung dan lanau kurang cocok untuk didirikan bangunan karena tidak memiliki
daya ikat antar batuan yang tidak kompak.
Tanah latosol dari pasir dan
breksi cukup baik dalam menahan air dan tahan terhadap erosi sehingga daerah
tersebut cukup baik untuk dibangun bangunan dengan bobot tidak besar di
atasnya. Jenis tanah ini sangat mudah mengalami penguapan air sehingga mudah
mengalami kekeringan dan daya ikat antar elemen matriks penyusun tanah kurang
solid sehingga berpotensi terjadinya longsor. Namun, jenis tanah ini bersifat
gembur sehingga cocok untuk tanaman tahunan, perkebunan, dan persawahan.
Sebagian wilayah di Kecamatan
Ponre, Mare, Patimpeng, Tontra, Salomekko, Kahu, Bonto Cani dan Libureng terdapat
sesar yang memiliki potensial terjadinya
perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah atau
material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau ke luar lereng sehingga
merupakan kawasan rawan banjir dan tanah longsor. Daerah tersebut tidak cocok
untuk dijadikan kawasan permukiman namun sebagai kawasan lindung dengan
peruntukan kawasan rawan bencana alam.
Wilayah yang banyak mengandung
foraminifera baik kecil maupun besar seperti di Kecamatan Kahu, Ponre dan
Libureng dapat dijadikan kawasan budidaya dengan peruntukan pertambangan minyak
bumi.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Peta geologi Kabupaten Bone
menyajikan informasi mengenai formasi geologi, pembagian kelompok batuan dan
struktur geologi. Dengan menganalisis informasi tersebut, diperoleh arahan tata
ruang wilayah Kabupaten Bone yang terdiri atas kawasan budidaya dengan
peruntukan pertambangan, permukiman, perkebunan dan persawahan serta kawasan
lindung dengan peruntukan kawasan rawan bencana alam.
Namun, arahan penataan ruang
tersebut belum cukup ideal karena kondisi data dan informasi yang diperlukan
belum lengkap. Perlu adanya kelengkapan data dan informasi agar penataan ruang
dapat dilakukan lebih optimal juga diperlukan adanya skala geologi 1:50.000
yang sesuai dengan skala penataan ruang agar informasi yang diberikan dapat lebih
rinci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar