Senin, 25 Agustus 2014

Alinea/paragraf dan Mensintesa

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Kita sering mendengar istilah paragraf atau alinea. Istilah tersebut sering digunakan baik dalam percakapan maupun dalam kegiatan-kegiatan pertemuan dalam rapat, diskusi atau seminar. Mereka yang sering menulis, baik surat, kertas kerja, laporan atau skripsi pasti menggunakan alinea dalam tulisannya.
Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraf. Paragraf merupakan sanian kecil sebuah karangan yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatiakan adalah kesatuan dan kepaduan.
Tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin seseorang dapat mewujudkan sebuah karangan.

B. Permasalahan
1.    Apa pengertian paragraf?
2.    Apa jenis paragraf atau alinea?
3.    Apa syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam membuat suatu paragraf?
4.    Apa manfaat dari sebuah paragraf?
5.    Apa pengertian mensintesa?
6.    Apa strategi mensintesa?
7.    Bagaimana cara penulisan daftar pustaka?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian paragraf atau alinea, mengetahui syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam membuat suatu paragraf dan mengetahui jenis-jenis paragraf dengan baik. Selain itu, penulisan makalah ini juga bertujuan untuk mengetahui pengertian sintesa, strategi-strategi dalam mensintesa, dan penulisan daftar pustaka, baik untuk sumber bacaan yang berupa buku maupun artikel di majalah dan Koran.
Dengan penulisan makalah ini kita dapat berlatih dalam membuat suatu paragraf yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam suatu paragraf juga berlatih membuat suatu sintesa yang baik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.     Pengertian Paragraf
·         Menurut Arifin dan S. Amran Tasai (2006:125)
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik, kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.
·         Menurut Lamuddin Finoza (2004:149)
Alinea atau paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat.
·         Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya di mulai dari garis baru)
·         Menurut Akhidah (1999:144)
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran yang di dukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup.
·         Menurut Gorys Keraf (1979, 62)
Alinea tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau luas dari kalimat… merupakan himpunan dari kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.

B.    Pengertian Sintesis
·         Pengertian sintesis menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah panduan atau campuran berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan hukum yang khusus.
·         Pengertian sintesis dari Wikipedia bahasa Indonesia
Sintesis (berasal dari bahasa Yunani syn = tambah dan thesis = posisi) yang biasanya berarti suatu integrasi dari dua atau lebih elem yang ada yang menghasilkan suatu hasil baru.
·         Pengertian sintesis menurut Kattsoff(1986)
Yang menyatakan bahwa maksud sintesis yang utama adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia.

C.    Pengertian Parafrasa
·         Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, parafrasa adalah penguraian kembali suatu teks (karangan)  dalam bentuk (susunan kata) yang lain, dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi.

BAB III
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Paragraf atau Alinea
Paragraf adalah unit terkecil sebuah karangan yang terdiri dari kalimat pokok atau gagasan utama dan kalimat penjelas. Paragraf yang baik minimal terdiri dari dua kalimat atau dua gagasan.Kalimat pokok atau gagasan utama merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan atau mendukung ide utama.
Paragraf atau alinea merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dari pada kalimat. Alinea merupakan kumpulan kalimat, tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul, melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk suatu kalimat dan juga bisa disebut dengan penuangan ide penulis melalui kalimat atau kumpulan kalimat yang satu dengan yang lain yang berkaitan dan hanya memiliki suatu topik atau tema.
Alinea atau paragraf juga di artikan sebagai penuangan ide atau gagasan penulis melalui kalimat atau kumpulan kalimat yang satu dengan yang lain berkaitan dan hanya memiliki satu topik atau tema.
Dalam paragraf terkandung satu unit pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam kalimat tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik dan kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling berkaitan dalam satu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan. Panjang pendeknya suatu paragraf akan ditentukan oleh banyak sedikitnya gagasan pokok yang diungkapkan. Bila segi-seginya banyak, memang layak kalau alineanya sedikit lebih panjang, tetapi seandainya sedikit tentu cukup dengan beberapa kalimat saja.
Dalam karangan yang panjang, paragraf mempunyai arti dan fungsi yang penting. Dengan paragraf tersebut, pengarang dapat mengekspresikan keseluruhan gagasan secara utuh, runtut, lengkap, menyatu, dan sempurna. Sehingga bermakna dan dapat dipahami oleh pembaca sesuai dengan keinginan penulisnya. Lebih jauh daripada itu, paragraf dapat mendinamiskan sebuah karangan, sehingga menjadi lebih hidup, dinamis, dan energik, sehingga pembaca menjadi penuh semangat. Artinya, paragraf mempunyai fungsi strategis dalam menjembatani gagasan penulis dan pembacanya.  
Untuk itu, agar paragraf memiliki fungsi startegis, berikut kegunaan paragraf, yaitu; (1) dapat mengekspresikan gagasan secara tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam satu kesatuan, kemudian (2) dapat menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran, (3) paragraf juga memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya, dan (4) memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil, serta (5) dapat memudahkan pengendalian variabel terutama  karangan yang terdiri atas beberapa variabel. 
Karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, masing-masing berisi pikiran-pikiran utama dan diikuti oleh sub-subpikiran penjelas, sebuah paragraf belum cukup untuk mewujudkan keseluruhan karangan. Meskipun begitu, sebuah paragraf merupakan satu sajian informasi yang utuh. Adakalanya sebuah paragraf terdiri hanya satu paragraf karena karangan itu hanya berisi satu pikiran. Untuk mewujudkan suatu kesatuan pikiran, sebuah paragraf yang terdiri dari  satu pikiran utama dan beberapa pikiran pengembang dapat dipolakan sebagai berikut; pikiran utama, beberapa pikiran pengembang, pikiran penjelas atau pikiran pendukung.  Pikiran-pikiran pengembang dapat dibedakan kedudukannya sebagai pikiran pendukung dan pikiranpenjelas.
Sebuah pikiran utama akan dikembangkan dengan beberapa pikiran pendukung, dan tiap pikiran pendukung akan dikembangkan dengan beberapa pikiran penjelas. Sebuah paragraf terdiri dari sebuah kalimat utama dan beberapa kalimat pengembang. Kalimat utama menyampaikan pikiran utama, dan kalimat penjelas menyampaikan pikiran penjelas. Salah satu cara untuk merangkai kalimat-kalimat yang membangun paragraf itu ialah menempatkan kalimat utama pada awal paragraf yang kemudian disusul dengan kalimat-kalimat pengembangnya.  Hal tersebut dapat kita lakukan, tentunya, setelah kita memberikan pengembangan yang memadai, yang kemudian ditutup dengan kesimpulan.  

B. Manfaat Paragraf
Paragraf bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, tetapi pembagian per paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut:
·      mengekspresikan gagasan tertulis dengan bentuk suatu pikiran yang tersusun logis dalam satu kesatuan;
·      menandai peralihan gagasan baru dalam sebuah karangan yang terdiri dari beberapa paragraf;
·      memudahkan pembaca memahami jalan pikiran penulisnya;
·      pengarang dapat mengembangkan jalan pikiran secara sistematis;
·      memudahkan pengertian dan pemahaman terhadap suatu tema;
·      memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal;
·      memperindah wacana; dan
·      dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar, transisi dan penutup.

C. Jenis Paragraf atau Alinea
1.    Macam-macam alinea berdasarkan letak kalimat utamanya antara lain:
a)    Paragraf deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh paragraf deduktif :
Kota Bandung adalah kota yang paling kami cintai. Kota ini lebih sejuk dari kota lain yang sama besarnya di Indonesia. Kota ini juga lebih aman dibandingkan kota lainnya. Kota ini lebih kaya ragam budayanya dibanding kota lainnya yang sejenis.

b)    Paragraf induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh paragraf induktif :
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektifdanefisien.

c)    Paragraf campuran
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraph. Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali.
Contoh paragraf campuran :
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bias maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi. 

d)    Paragraf penuh kalimat topik
Paragraf penuh kalimat topik ialah seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik.
Contoh paragraf penuh kalimat pokok:
Tiba-tiba langit kota Bandung berubah menjadi gelap gulita. Petir menyambar-nyambar. Angin menderu amat kencang. Listrik mati mendadak. Hujan datang mengguyur amat tiba-tiba. Orang berlarian mencari perlindungan. Klakson berbagai kendaraan berbunyi serempak. Mobil dan motor saling bertubrukan. Para sopir saling memaki di antara mereka. Pak polisi kebingungan menertibkan keadaan.
           
2.    Macam-macam paragraf berdasarkan fungsinya yaitu:
a)    Paragraf pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Contoh paragraf pembuka :
Pemuli baru saja usai. Sebagian orang, terutama caleg yang sudah pasti jadi, merasa bersyukur karena pemilu berjalan lancer seperti yang diharapkan. Namun, tidak demikian yang dirasakan oleh para caleg yang gagal memperoleh kursi di parlemen. Mereka mengalami stress berat hingga tidak bias tidur dan tidak mau makan.

b)    Paragraf penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka. Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.

c)    Paragraf penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
Contoh paragraf penutup :
Demikian proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe yang kami dirikan mendapat ridho dari Tuhan YME serta bermanfaat bagi sesame. Atas segala perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

3.    Macam-macam paragraf menurut sifat isinya yaitu:
a)    Paragraf eksposisi
Paragraf eksposisi berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk menjelaskan uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.

Langkah-langkah menyusun paragraf eksposisi yaitu:
1)    Menentukan topik atau tema;
2)    Menetapkan tujuan penulisan;
3)    Mengumpulkan data dari berbagai sumber;
4)    Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih;
5)    Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.

Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.

b)    Paragraf argumentatif
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.

c)    Paragraf deskriptif
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.

Ciri-ciri paragraf deskriptif antara lain:
a.    Menggambarkan atau melukiskan sesuatu;
b.    Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnyadengan melibatkan kesan indra;
c.    Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.

Langkah menyusun paragraf deskriptif yaitu:
1)    Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan;
2)    Tentukan tujuan;
3)    Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan;
4)    Menyusun data tersebut ke dalam urutan yang baik (menyusun kerangka karangan);
5)    Menguraikan kerangka karangan menjadi deskripsi yang sesuai dengan tema yang ditentukan.

Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.

d)    Paragraf persuasif
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.

e)    Paragraf naratif
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:   
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.

D. Syarat-syarat paragraf
Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf.

1.    Kohesi atau Kesatuan
Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi paragrafadalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut. Kalau ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu, paragraf menjadi tidak berpautan, tidak utuh. Kalimat yang menyimpang harus dikeluarkan dari paragraf. Perhatikan paragraf di bawah ini.
Jateng sukses, kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih regu Jateng setelah selesai pertandingan final Kejurnas Tinju Amatir, minggu malam di Gedung Olahraga Jateng, Semarang. Kota Semarang terdapat di pantai utara Pulau Jawa, ibukota Provinsi Jateng. Pernyataan itu dianggap wajar karena yang diimpi-impikan selama ini dapat terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak dan satu medali perunggu. Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petinju terbaik yang jatuh ke tangan Jateng. Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi paling tinggi yang pernah diraih oleh Jateng dalam arena seperti itu.
Dalam paragraf di atas, kalimat ketiga tidak menunjukkan keutuhan paragraf. Oleh sebab itu, kalimat tersebut harus dikeluarkan dari paragraf.

2.    Koherensi atau Kepaduan
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah koherensi atau kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah paragrafParagraf yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan Koherensi dalam sebuah paragraph akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan gagasan. Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu detail ke detail berikutnya, dari satu fakta ke fakta selanjutnya, dari satu soal ke soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama. Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah paragraf, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata atau frasa (kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.

Jenis-jenis koherensi yaitu:
A.   Repitisi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata kunci yang terdapat diawal kalimat untuk mencapai efek tertentu dalam penyambaian beberapa ulangan.
Contoh: Faktur adalah bukti penjualan barang. Faktur ada yang digabungkan dengan kuitansi ….
B.   Kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina.
Contoh: Fani dan April kuliah di Universitas Esa Unggul. Mereka mahasiswa jurusan perencanaan wilayah dan kota.
C.   Kata transisi
Kata transisi adalah pengait antarkalimat dalam paragraf yang berupa hubungan.
Beberapa kata transisi antara lain:
1)    Hubungan tambahan
Contoh: lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, berikutnya, lagipula, di samping itu,…
2)    Hubungan pertentangan
Contoh: akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaiknya,…
3)    Hubungan perbandingan
Contoh: sebagaimana, sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan itu,…
4)    Hubungan akibat atau hasil
Contoh: oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena itu, maka, oleh, sebab itu,…
5)    Hubungan tujuan
Contoh: untuk itu, untuk maksud itu, supaya,…
6)    Hubungan singkatan, contoh, intensifikasi
Contoh: singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain, sesungguhnya,…
7)    Hubungan waktu
Contoh: sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian, kemarin,…
8)    Hubungan tempat
Contoh: berdekatan dengan itu, di sana, berikatan dengan, berdampingan dengan,…

Contoh penggunaan kata transisi:
Dalam hidup manusia selalu ada kebahagiaan dan kesedihan. Kedua hal itu datang silih berganti. Seperti siang dan malam. Kebahagiaan selalu diharap-harap datangnya. Seperti halnya kebahagiaan, kesedihan datang juga walaupun tidak kita harapkan. Ringkasnya, keduanya datang silih berganti.

3.    Pengembangan Alinea
1.    Pola alamiah
a.    Pola kronologi atau urutan waktu
Pola pengembangan alinea atau paragraf ini mempunyai catatan waktu yang jelas.
b.    Pola ruang atau spasial
Pola pengembangan alinea atau paragraf ini yaitu dengan menulis yang berhubungan dengan tempat tertentu dan menggambarkannya.

2.    Pola logis
a.    Pola klimaks-antiklimaks
Pola klimaks merupakan pengembangan gagasan mulai dari yang rendah ke yang paling tinggi.
Contohnya:
Si Jaka, tukang becak memerlukan cinta. Pak Budi yang pedagang juga memerlukan cinta. Pak Lurah juga memerlukan cinta. Pak Amir, guru sekolah juga memerlukan cinta. Demikian juga, Bapak Gubernur, ia memerlukan cinta. Bahkan Bapak Presiden pun memerlukan cinta. Semua memerlukan cinta, tidak ada kecuali.

b.    Pola Pandangan
Pola pandangan merupakan pengembangan gagasan dengan cara memandang sesuatu.
Contohnya:
Dari lotengnya, ia memandang ke kejauhan. Nun jauh di bawah terhampar kota Bandung yang luas. Di tengah-tengah kota itu tampak alun-alun kota bandung lengkap dengan masjid agungnya. Di sebelah utara tampak gedung menara BRI. Di sekitarnya tampak berbagai pusat perbelanjaan mulai dari pasar tradisional hingga ke pusat perbelanjaan modern seperti pasar swalayan dan sejenisnya. Tampak benar bedanya dengan keadaan dua puluh lima tahun lalu ketika ia masih bisa berkeliling alun-alun dan sekitarnya hanya dengan menunggang delman. Keadaan alun-alun waktu itu masih amat lengang dan leluasa, tidak seperti sekarang yang hiruk-pikuk, padat oleh bangunan bertingkat dan kendaraan bermotor, bukan kendaraan sejenis delman.

c.    Pola umum-khusus
Pola umum-khusus merupakan pengembangan gagasan dengan cara memulai dari hal-hal umum ke hal-hal khusus.
Contohnya:
Anak-anak suka sekali gula-gula. Mereka berusaha dengan berbagai cara. Kadang-kadang mereka sembunyi-sembunyi dari orang tuanya. Kadang-kadang pula mereka lupa bahwa mereka sembunyi-sembunyi, padahal sisa gula-gula itu masih menempel pada gigi mereka. Seringkali mereka juga lupa menyimpan gula-gula itu di saku bajunya.

d.    Pola paragraf definisi
Pola paragraph definisi merupakan penjelasan sesuatu dengan jelas. Pola paragraf ini biasanya menggunakan sebuah konjungsi (adalah, ialah, yaitu) yang dicantumkan pada paragraf agar lebih mudah dimengerti.
Contoh pola pengembangan paragraf definisi:
Apakah itu intranet? Kata intranet ini mungkin masih banyak orang awam yang belum mengetahuinya. Kata intranet hampir menyerupai dengan kata internet, namun terdapat perbedaan dari internet dan intranet. Jadi intranet merupakan sebuah jaringan komputer yang berbasis protokol TCP(Transfer Control Protokol) atau IP(Internet Protokol) seperti halnya sebuah internet, hanya saja intranet digunakan dalam keadaan internal dari sebuah lembaga, perusahaan, kantor, bahkan warung internet(WARNET) pun dapat dikategorikan sebagai intranet. Antar Intranet dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya melalui sambungan Internet yang memberikan tulang punggung komunikasi jarak jauh di dalam suatu tempat atau wilayah. Akan tetapi sebuah intranet tidak perlu terhubung menuju sambungan jaringan ke luar tempat atau wilayah, sehingga intranet hanya terhubung dalam suatu jaringan di dalam suatu tempat atau wilayah. Intranet menggunakan semua protocol TCP(Transfer Control Protokol) atau IP(Internet Protokol) dan aplikasinya, sehingga semua komputer yang terhubung dengan intranet memiliki “private” internet.

e.    Pola paragraf sebab-akibat
Pola paragraf sebab-akibat atau yang pada umumnya disebut pola kausal, dapat dinyatakan dengan menggunakan sebab-akibat suatu peristiwa. Dalam hal ini sebab dapat menjadi gagasan utama, sedangkan akibat dapat menjadi perincian pengembangannya, ataupun sebaliknya.
Contoh:
Jika kita sering berolahraga dengan benar, tentunya tubuh kita akan sehat dan bugar. Olahraga dapat memiliki banyak manfaatnya terhadap kesehatan tubuh. Dengan proporsi dan pilihan yang tepat dengan dilakukan secara teratur, olahraga yang kita lakukan dapat mencegah dan membantu proses penyembuhan penyakit. Telah banyak riset yang terus mencoba menemukan manfaat lain dari olahraga. Selain dapat menjaga tubuh dan mencegah kegemukan, olahraga juga dapat sebagai alternative untuk proses penyembuhan seperti halnya obat-obatan. Karena olahraga memiliki lebih sedikit efek samping dibanding jenis pengobatan lainnya. Sebenarnya yang membuat olahraga mampu berfungsi sebagai salah satu cara pengobatan yang efektif yaitu olahraga dapat memperkuat otot dalam tubuh yang bekerja paling keras, yakni jantung. Olahraga teratur mampu memacu tubuh mencapai detak jantung optimal 60 hingga 70 persen dari detak jantung maksima, sehingga mampu membuat jantung berdetak secara efisien, memperkuat pembuluh arteri dan melancarkan sirkulasi darah.

f.     Pola paragraf proses
Pola paragraf proses merupakan termasuk jenis paragraf deskriptif. Paragraf proses yaitu paragraf yang menjelaskan atau menginformasikan suatu proses terjadinya atau proses bekerjanya sesuatu urutan langkah.
Contoh:
Tentunya kita semua mengetahui makanan yang bernama tempe. Tempe yang sering kita konsumsi merupakan makanan murah dan bergizi.  Banyak protein yang dikandung oleh tempe. Cara membuat tempe pun tidaklah sulit. Bahan yang akan diolah mudah diperoleh, yaitu kacang kedelai atau kacang-kacangan lain. Namun, bahan yang biasanya digunakan adalah kacang kedelai. Untuk membuat tempe, langkah yang  pertama kali dilakukan yaitu mengambil kedelai yang sudah kita siapkan sebelumnya.  Kita pilih terlebih dahulu kedelai yang bagus dan bersih. Kemudian, cuci bersih dengan air yang mengalir, dan kita rebus sampai terlihat masak. Rebusan tempe yang masih panas tersebut dibiarkan satu atau dua jam sehingga menjadi dingin.  Kulit kedelai masih melekat walaupun ada juga yang sudah mengelupas. Sekarang usahakan supaya kulit kedelai mengelupas semua. Caranya, masukkan kedelai ke dalam bakul, letakkan di bawah pancuran air dan aduk secara terus-menerus. Lakukan hal itu sampai kedelai terkelupas semuanya. Sambil membersihkan kedelai, didihkan air didalam panci besar, kemudian masukan kedelai yang telah dibersihkan dan rebus hingga empuk, setelah terlihat empuk, angkat dan buang airnya. Cuci kedelai dibawah air mengalir untuk membuang sisa kulit arinya, kemudian tiriskan hingga kering. Atur kedelai didalam wadah dengan permukaan lebar, setelah dingin taburi permukaan kedelai dengan ragi tempe, aduk hingga merata, kemudian masukan kedelai yang telah diberi ragi kedalam plastik secara merata, tutup rapat ujungnya, kemudian lubangi plastik tersebut secukupnya untuk udara. Simpan bungkusan tempe tersebut ditempat yang terdapat sirkulasi udaranya selama kurang lebih 35 jam.

g.    Pola paragraf contoh
Pola paragraf contoh merupakan sebuah paragraf ilustrasi. Paragraf contoh dikembangkan menggunakan sebuah contoh atau ilustrasi. Contoh atau ilustrasi pada paragraph tersebut yang memberikan penjelasan terhadap gagasan paragraf, baik dengan cara deduktif, induktif, atau paduan keduanya.
Contoh:
Sebagai seorang pengusaha harus memiliki modal untuk mambangun usahanya. Seorang pengusaha besar biasanya memiliki modal yang besar dalam membangun usahanya. Sedangkan pengusaha kecil biasanya memiliki modal yang kecil dalam membangun usahanya. Baik itu bermodal besar maupun bermodal kecil, seorang pengusaha diarahkan untuk mengolah dan mengatur modal tersebut agar mendapatkan keuntungan yang hendak dicapai. Bagi pengusaha yang bermodal kecil, jika berani mengambil resiko, rintangan dan tantangan dalam mengembangkan usahanya, maka akan dapat menjadi seorang pengusaha yang besar. Jatuh-bangun sebuah usaha akan memberikannya pengalaman dan kekuatan untuk memperluas usahanya sehingga menjadikannya seorang pengusaha yang besar. Banyak pengusaha besar berawal dari modal yang kecil sehingga memiliki usaha bermodal besar dengan sikap pantang menyerah dan memiliki keberanian dalam membangun usahanya. Hal tersebut merupakan sebuah contoh bahwa seorang pengusaha yang bermodal kecil dapat menjadi pengusaha besar dengan keberanian dan sikap pantang menyerah.

h.    Pola paragraf klasifikasi
Pola paragraf Klasifikasi merupakan suatu pengembangan paragraph melalui pembentukan kelompok yang berdasar atas sifat-sifat tertentu. Kata atau ungkapan yang biasanya digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.
Contoh:
Pengklasifikasian pada tumbuhan memiliki tujuan dan manfaat. Klasifikasi tumbuhan merupakan suatu cara sebagai pembentukan kelas-kelas, kelompok, atau unit melalui pencarian keseragaman dalam keanekaragaman tumbuhan. Pengklasifikasian tumbuhan memiliki tujuan untuk menyederhanakan ruang lingkup obyek studi yang akan diteliti. Klasifikasi tumbuhan dapat membantu dalam mengetahui jenis-jenis tumbuhan, mengetahui hubungan antar tumbuhan dan mengetahui kekerabatan antar tumbuhan yang beraneka ragam. Perbedaan dasar yang digunakan dalam mengadakan klasifikasi tumbuhan tentu saja memberikan hasil klasifikasi yang berbeda-beda, yang dari waktu ke waktu menyebabkan lahirnya Sistem Klasifikasi yang berbeda. Namun pada prinsipnya, kesamaan-kesamaan atau keseragaman itulah yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi, misalnya klasifikasi berdasarkan lingkungan hidupnya, seperti tumbuhan air, tumbuhan darat, tumbuhan dataran tinggi, tumbuhan dataran rendah, atau berdasarkan kegunaannya seperti tumbuhan sandang, obat-obatan, hias, dan lain sebagainya.

E.    Pengertian Mensintesa
Sintesa berbeda dengan parafrase dan rangkuman. Parafrase dan rangkuman merupakan gabungan ide dan informasi dari satu paragraf, teks atau bacaan. Sedangkan sintesa merupakan gabungan ide dan informasi dari berbagai sumber bacaan. Sintesa digunakan pada pembuatan makalah, artikel, penulisan riset dan lain-lain.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan hukum yang khusus.” Pengertian ini sejalan dengan pendapat Kattsoff (1986) yang menyatakan bahwa maksud sintesis yang utama adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia. Dalam perspektif lain “sintesis” merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatakan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Kata kerja operasional yang dapat digunakan adalah mengategorikan, mengombinasikan, menyusun, mengarang, menciptakan, mendesain, menjelaskan, mengubah, mengorganisasi, merencanakan, menyusun kembali, menghubungkan, merevisi, menyimpulkan, menceritakan, menuliskan, mengatur. Metode Sintesis Melakukan penggabungan semua pengetahuan yang diperoleh untuk menyusun satu pandangan dunia.

F.  Strategi Mensintesa
Dalam membuatu suatu sintesa atau gabungan ide dan informasi dari berbagai sumber bacaan diperlukan beberapa strategi yaitu:
·         Memastikan bahan-bahan yang akan disintesa memiliki hubungan yang logis terhadap topik;
·         Merangkum bahan dari masing-masing sumber secara individual, kemudian menghubungkan rangkuman-rangkuman tersebut dengan komentar-komentar penghubung.
Dalam penulisan riset juga diperlukan strategi sintesa, yaitu:
·         Mulailah dengan dua atau tiga kalimat yang memperkenalkan topik;
·         Nyatakan ide utama dalam kalimat; dan
·         Lanjutkan kalimat ide utama dengan rangkuman-rangkuman dari berbagai sumber bacaan.

G. Penulisan Daftar Pustaka
a)    Penulisan daftar pustaka untuk sumber bacaan yang berupa buku yaitu:
1.    Mencantumkan nama penulis
Nama akhir penulis, koma, nama depan penulis, diikuti oleh nama tengah atau inisialnya.
2.    Mencantumkan judul buku secara lengkap termasuk subjudul
·         Huruf besar pada huruf pertama kata kecuali kata sambung
·         Garis bawah atau memiringkan pada judul dan subjudul
3.    Mencantumkan informasi tentang penerbitan buku
·         Nama kota dan negara (hanya jika kota bukan merupakan kota besar)
·         Bentuk singkat dari nama penerbit
·         Tahun penerbitan, diakhiri dengan titik


b)    Penulisan daftar pustaka untuk sumber bacaan yang berupa artikel di majalah dan Koran
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penulisan daftar pustaka untuk sumber bacaan yang berupa artikel di majalah dan Koran yaitu:
·         Mencantumkan nama majalah atau Koran dengan menggaris bawahi atau memiringkan, tanpa tanda baca;
·         Mencantumkan tanggal penerbitan secara lengkap;
·         Mencantumkan halaman.

BAB IV
PENUTUP

A.   Simpulan
Alinea atau paragraf merupakan kalimat, tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul, melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain. Alinea atau paragraf terdiri dari kalimat pokok dan kalimat penjelas.
Alinea atau paragraf terbagi menjadi tiga jenis yaitu menurut posisi kalimat topiknya, fungsinya dan sifat isinya.
Dalam membentuk suatu alinea atau paragraf yang baik terdapat tiga syarat yang harus diperhatikan, yaitu kohesi atau kesatuan, koherensi atau keterpaduan dan pola pengembangan.
Penulisan paragraf sangat bermanfaat untuk memudahkan pengertian dan pemahaman terhadap suatu tema, memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal serta memperindah wacana.
Sintesa adalah gabungan ide dan informasi dari berbagai sumber bacaan. Agar dapat membuat suatu sintesa yang baik perlu memperhatikan strategi-strategi dalam mensintesa.
Dalam penulisan daftar pustaka untuk sumber bacaan berupa buku, harus mencantumkan nama penulis, judul buku secara lengkap termasuk subjudul dan informasi tentang penerbitan buku. Sedangkan untuk sumber bacaan berupa majalan dan Koran harus mencantumkan nama majalah atau Koran, tanggal penerbitan secara lengkap dan halaman.

B.   Saran
Dalam menyusun paragraf sebaiknya memperhatikan hal-hal yang saling berkaitan agar paragraf tersusun secara sistematis dan antarkalimat saling terhubung sehingga dapat memudahkan pembaca untuk memahaminya.
DAFTAR PUSTAKA


Sumber Website
Diakses pada 7 Juli 2014 Pukul 13.50


NOTULEN

Pertanyaan
1.    Apa fungsi alinea? (Imam)
2.    Apasaja pola pengembangan alinea? (Paramita)
3.    Apakah tujuan alinea ekspositoris hanya memaparkan fakta atau ada yang lainnya ? (Eva)
4.    Jenis alinea menurut sifatnya, apakah dalam karangan harus ada semua alinea yang dimaksud? (Cindy)
Jawab
1.    Fungsi alinea
Fungsi pembuatan alinea yaitu untuk memudahkan pengertian dan pemahaman terhadap suatu tema atau topik tertentu, memudahkan pengarang dalam mengembangkan jalan pikiran secara sistematis, memperindah wacana dengan kata-kata yang beragam atau bervariasi, dan dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar, transisi dan penutup.
2.    Pengembangan alinea
Terdapat dua pola dalam pengembangan alinea yaitu pola alamiah dan pola logis. Pola pengembangan alamiah terbagi menjadi dua yaitu pola kronologi atau berdasarkan urutan waktu dan pola ruang yang berhubungan dengan tempat tertentu. Sedangkan pola pengembangan logis terbagi menjadi banyak pola diantaranya yaitu pola klimaks-antiklimaks yaitu dengan pengembangan gagasan mulai dari yang rendah ke yang paling tinggi, pola pandangan yaitu dengan cara memandang sesuatu, pola umum-khusus yaitu dengan memulai dari hal-hal umum ke hal-hal khusus, pola paragraf definisi yaitu dengan memberikan penjelasan mengenai sesuatu dengan jelas, pola paragraf sebab-akibat yaitu dengan menyatakan sebab-akibat suatu peristiwa, pola progres yaitu dengan menginformasikan suatu proses atau urutan langkah, pola paragraf contoh yaitu dengan memberikan contoh atau ilustrasi dan pola paragraf klasifikasi yaitu dengan pembentukan kelompok berdasarkan sifat-sifat tertentu.
3.    Tujuan alinea ekspositoris atau eksposisi adalah untuk memaparkan fakta, dalam alinea tersebut tentunya berisi beberapa fakta yang digabung dengan beberapa kata atau kalimat penghubung.

4.    Jenis alinea menurut sifatnya yaitu alinea persuasif, argumentatif, ekspositoris, deskriptif, dan naratif. Dalam suatu karangan tidak menampilkan semua jenis alinea tersebut, tergantung tujuan dari pengarangnya akan mengarahkan untuk mengajak, menggambarkan atau membeberkan fakta. Jadi dalam satu karangan biasanya hanya menampilkan satu jenis alinea.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar