BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita sering mendengar
istilah paragraf atau alinea. Istilah tersebut sering digunakan baik dalam
percakapan maupun dalam kegiatan-kegiatan pertemuan dalam rapat, diskusi atau
seminar. Mereka yang sering menulis, baik surat, kertas kerja, laporan atau
skripsi pasti menggunakan alinea dalam tulisannya.
Umumnya
kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran
menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf
dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan
kait-mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraf. Paragraf merupakan
sanian kecil sebuah karangan yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang
disampaikan oleh penulis dalam karangan.
Paragraf atau
alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan
beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf,
yang perlu diperhatiakan adalah kesatuan dan kepaduan.
Tanpa kemampuan
menyusun paragraf, tidak mungkin seseorang dapat mewujudkan sebuah karangan.
B. Permasalahan
1.
Apa pengertian paragraf?
2.
Apa jenis paragraf
atau alinea?
3.
Apa syarat-syarat yang
perlu diperhatikan dalam membuat suatu paragraf?
4.
Apa manfaat dari
sebuah paragraf?
5.
Apa pengertian
mensintesa?
6.
Apa strategi
mensintesa?
7.
Bagaimana cara
penulisan daftar pustaka?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui pengertian paragraf atau alinea, mengetahui syarat-syarat yang harus
diperhatikan dalam membuat suatu paragraf dan mengetahui jenis-jenis paragraf
dengan baik. Selain itu, penulisan makalah ini juga bertujuan untuk mengetahui
pengertian sintesa, strategi-strategi dalam mensintesa, dan penulisan daftar
pustaka, baik untuk sumber bacaan yang berupa buku maupun artikel di majalah
dan Koran.
Dengan penulisan makalah ini kita dapat berlatih dalam
membuat suatu paragraf yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam suatu
paragraf juga berlatih membuat suatu sintesa yang baik.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Pengertian
Paragraf
·
Menurut
Arifin dan S. Amran Tasai (2006:125)
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang
membicarakan suatu gagasan atau topik, kalimat dalam paragraf memperlihatkan
kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik
tersebut.
·
Menurut
Lamuddin Finoza (2004:149)
Alinea atau paragraf
adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa
kalimat.
·
Menurut
KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia)
Paragraf
adalah bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan
penulisannya di mulai dari garis baru)
·
Menurut
Akhidah (1999:144)
Paragraf merupakan inti penuangan
buah pikiran yang di dukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut mulai
dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas
sampai pada kalimat penutup.
·
Menurut Gorys Keraf
(1979, 62)
Alinea tidak lain dari suatu
kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau luas dari kalimat…
merupakan himpunan dari kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk
membentuk sebuah gagasan.
B.
Pengertian
Sintesis
·
Pengertian sintesis menurut
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah panduan atau campuran berbagai
pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras atau penentuan
hukum yang umum berdasarkan hukum yang khusus.
·
Pengertian sintesis
dari Wikipedia bahasa Indonesia
Sintesis (berasal dari bahasa
Yunani syn = tambah dan thesis = posisi) yang biasanya berarti
suatu integrasi dari dua atau lebih elem yang ada yang menghasilkan suatu hasil
baru.
·
Pengertian sintesis menurut Kattsoff(1986)
Yang menyatakan bahwa maksud sintesis yang
utama adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun
suatu pandangan dunia.
C.
Pengertian
Parafrasa
·
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, parafrasa
adalah penguraian kembali suatu teks (karangan)
dalam bentuk (susunan kata) yang lain, dengan maksud untuk dapat
menjelaskan makna yang tersembunyi.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Paragraf atau Alinea
Paragraf
adalah unit terkecil sebuah karangan yang terdiri dari kalimat pokok atau
gagasan utama dan kalimat penjelas. Paragraf yang baik minimal terdiri dari dua
kalimat atau dua gagasan.Kalimat pokok atau gagasan utama merupakan kalimat
terpenting yang berisi ide pokok alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau
kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan atau mendukung ide utama.
Paragraf
atau alinea merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan
lebih luas dari pada kalimat. Alinea merupakan kumpulan kalimat, tetapi kalimat
yang bukan sekedar berkumpul, melainkan berhubungan antara yang satu dengan
yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk suatu kalimat dan juga bisa
disebut dengan penuangan ide penulis melalui kalimat atau kumpulan kalimat yang
satu dengan yang lain yang berkaitan dan hanya memiliki suatu topik atau tema.
Alinea atau
paragraf juga di artikan sebagai penuangan ide atau gagasan penulis melalui
kalimat atau kumpulan kalimat yang satu dengan yang lain berkaitan dan hanya
memiliki satu topik atau tema.
Dalam
paragraf terkandung satu unit pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam
kalimat tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik
dan kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling
berkaitan dalam satu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan. Panjang
pendeknya suatu paragraf akan ditentukan oleh banyak sedikitnya gagasan pokok
yang diungkapkan. Bila segi-seginya banyak, memang layak kalau alineanya
sedikit lebih panjang, tetapi seandainya sedikit tentu cukup dengan beberapa
kalimat saja.
Dalam
karangan yang panjang, paragraf mempunyai arti dan fungsi yang penting. Dengan
paragraf tersebut, pengarang dapat mengekspresikan keseluruhan gagasan secara
utuh, runtut, lengkap, menyatu, dan sempurna. Sehingga bermakna dan dapat
dipahami oleh pembaca sesuai dengan keinginan penulisnya. Lebih jauh daripada
itu, paragraf dapat mendinamiskan sebuah karangan, sehingga menjadi lebih
hidup, dinamis, dan energik, sehingga pembaca menjadi penuh semangat. Artinya,
paragraf mempunyai fungsi strategis dalam menjembatani gagasan penulis dan
pembacanya.
Untuk itu, agar paragraf memiliki fungsi
startegis, berikut kegunaan paragraf, yaitu; (1) dapat mengekspresikan gagasan
secara tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam
serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam satu kesatuan, kemudian
(2) dapat menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa
paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran, (3) paragraf juga memudahkan
pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan pemahaman bagi
pembacanya, dan (4) memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam
satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil, serta (5) dapat memudahkan
pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa
variabel.
Karangan yang terdiri dari beberapa paragraf,
masing-masing berisi pikiran-pikiran utama dan diikuti oleh sub-subpikiran
penjelas, sebuah paragraf belum cukup untuk mewujudkan keseluruhan karangan.
Meskipun begitu, sebuah paragraf merupakan satu sajian informasi yang utuh.
Adakalanya sebuah paragraf terdiri hanya satu paragraf karena karangan itu
hanya berisi satu pikiran. Untuk mewujudkan suatu kesatuan pikiran, sebuah
paragraf yang terdiri dari satu pikiran utama dan beberapa pikiran
pengembang dapat dipolakan sebagai berikut; pikiran utama, beberapa pikiran
pengembang, pikiran penjelas atau pikiran pendukung. Pikiran-pikiran
pengembang dapat dibedakan kedudukannya sebagai pikiran pendukung dan
pikiranpenjelas.
Sebuah pikiran utama akan dikembangkan dengan
beberapa pikiran pendukung, dan tiap pikiran pendukung akan dikembangkan dengan
beberapa pikiran penjelas. Sebuah paragraf terdiri dari sebuah kalimat utama
dan beberapa kalimat pengembang. Kalimat utama menyampaikan pikiran utama, dan
kalimat penjelas menyampaikan pikiran penjelas. Salah satu cara untuk merangkai
kalimat-kalimat yang membangun paragraf itu ialah menempatkan kalimat utama
pada awal paragraf yang kemudian disusul dengan kalimat-kalimat
pengembangnya. Hal tersebut dapat kita lakukan, tentunya, setelah kita
memberikan pengembangan yang memadai, yang kemudian ditutup dengan kesimpulan.
B. Manfaat Paragraf
Paragraf
bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, tetapi pembagian per
paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut:
·
mengekspresikan gagasan
tertulis dengan bentuk suatu pikiran yang tersusun logis dalam satu kesatuan;
·
menandai peralihan gagasan
baru dalam sebuah karangan yang terdiri dari beberapa paragraf;
·
memudahkan pembaca memahami
jalan pikiran penulisnya;
·
pengarang dapat mengembangkan
jalan pikiran secara sistematis;
·
memudahkan pengertian dan
pemahaman terhadap suatu tema;
·
memisahkan dan menegaskan
perhentian secara wajar dan formal;
·
memperindah wacana; dan
·
dalam rangka keseluruhan
karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar, transisi dan penutup.
C.
Jenis Paragraf atau Alinea
1. Macam-macam alinea berdasarkan letak kalimat
utamanya antara lain:
a) Paragraf deduktif
Paragraf
deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan dimulai
dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh paragraf deduktif :
Kota Bandung
adalah kota yang paling kami cintai.
Kota ini lebih sejuk dari kota lain yang sama besarnya di Indonesia. Kota ini
juga lebih aman dibandingkan kota lainnya. Kota ini lebih kaya ragam budayanya
dibanding kota lainnya yang sejenis.
b) Paragraf induktif
Paragraf
induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan
diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan
pernyataan umum.
Contoh
paragraf induktif :
Semua orang
menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa,
sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi
tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting,
efektifdanefisien.
c) Paragraf campuran
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat
utama di awal dan akhir paragraph. Kalimat utama yang terletak diakhir
merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali.
Contoh
paragraf campuran :
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat
dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti
menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun
yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bias maju seperti
sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
d) Paragraf penuh kalimat topik
Paragraf
penuh kalimat topik ialah seluruh kalimat yang membangun paragraf sama
pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik.
Contoh paragraf penuh kalimat pokok:
Tiba-tiba langit kota Bandung berubah menjadi gelap
gulita. Petir menyambar-nyambar. Angin menderu amat kencang. Listrik mati
mendadak. Hujan datang mengguyur amat tiba-tiba. Orang berlarian mencari
perlindungan. Klakson berbagai kendaraan berbunyi serempak. Mobil dan motor
saling bertubrukan. Para sopir saling memaki di antara mereka. Pak polisi
kebingungan menertibkan keadaan.
2. Macam-macam paragraf berdasarkan fungsinya yaitu:
a) Paragraf pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas
menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan
diuraikan.
Contoh paragraf pembuka :
Pemuli baru
saja usai. Sebagian orang, terutama caleg yang sudah pasti jadi, merasa
bersyukur karena pemilu berjalan lancer seperti yang diharapkan. Namun, tidak
demikian yang dirasakan oleh para caleg yang gagal memperoleh kursi di
parlemen. Mereka mengalami stress berat hingga tidak bias tidur dan tidak mau
makan.
b) Paragraf penghubung
Paragraf
penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara
fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka. Sifat
paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam
karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis,
paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis.
Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf
disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada
paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
c) Paragraf penutup
Paragraf
penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali
(untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
Contoh paragraf penutup :
Demikian proposal
yang kami buat. Semoga usaha kafe yang kami dirikan mendapat ridho dari Tuhan
YME serta bermanfaat bagi sesame. Atas segala perhatiannya, kami ucapkan terima
kasih.
3.
Macam-macam paragraf menurut
sifat isinya yaitu:
a)
Paragraf
eksposisi
Paragraf eksposisi berisi uraian
atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau
pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk menjelaskan uraian, dapat
dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.
Langkah-langkah menyusun paragraf eksposisi
yaitu:
1)
Menentukan topik atau tema;
2)
Menetapkan tujuan penulisan;
3)
Mengumpulkan data dari
berbagai sumber;
4)
Menyusun kerangka karangan
sesuai dengan topik yang dipilih;
5)
Mengembangkan kerangka menjadi
karangan eksposisi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional
mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir
seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya,
permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya
meningkat.
b)
Paragraf
argumentatif
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/
kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati
kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang
pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur
15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya.
Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di
perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan
kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri
kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai
penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
c)
Paragraf
deskriptif
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan
sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
Ciri-ciri paragraf deskriptif antara lain:
a.
Menggambarkan atau melukiskan sesuatu;
b.
Penggambaran tersebut
dilakukan sejelas-jelasnyadengan melibatkan kesan indra;
c.
Membuat pembaca atau pendengar
merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
Langkah menyusun paragraf deskriptif yaitu:
1)
Tentukan objek atau tema yang
akan dideskripsikan;
2)
Tentukan tujuan;
3)
Mengumpulkan data dengan
mengamati objek yang akan dideskripsikan;
4)
Menyusun data tersebut ke
dalam urutan yang baik (menyusun kerangka karangan);
5)
Menguraikan kerangka karangan
menjadi deskripsi yang sesuai dengan tema yang ditentukan.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni
semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang
gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis
pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar
mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang
menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
d)
Paragraf persuasif
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar
berbuat sesuatu.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam
nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan
keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan
manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa
dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus
mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian,
kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
e)
Paragraf naratif
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang
susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian
besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku
agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke
langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali
menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
D.
Syarat-syarat paragraf
Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu kesatuan paragraf
dan kepaduan paragraf.
1. Kohesi atau Kesatuan
Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau
satu topik. Fungsi paragrafadalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut.
Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama
sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut. Kalau ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu, paragraf
menjadi tidak berpautan, tidak utuh. Kalimat yang menyimpang harus dikeluarkan
dari paragraf. Perhatikan paragraf di bawah ini.
Jateng sukses, kata-kata ini
meluncur gembira dari pelatih regu Jateng setelah selesai pertandingan final
Kejurnas Tinju Amatir, minggu malam di Gedung Olahraga Jateng, Semarang. Kota
Semarang terdapat di pantai utara Pulau Jawa, ibukota Provinsi Jateng.
Pernyataan itu dianggap wajar karena yang diimpi-impikan selama ini dapat
terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak dan satu medali perunggu.
Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petinju terbaik yang jatuh ke tangan Jateng.
Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi paling tinggi yang pernah diraih oleh
Jateng dalam arena seperti itu.
Dalam paragraf di atas,
kalimat ketiga tidak menunjukkan keutuhan paragraf. Oleh sebab itu, kalimat
tersebut harus dikeluarkan dari paragraf.
2.
Koherensi atau Kepaduan
Syarat kedua
yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah
koherensi atau kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang
memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang
lainnya dalam sebuah paragraf. Paragraf yang
memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan
yang disuguhkan. Ketiadaan Koherensi dalam sebuah paragraph akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu
kalimat dengan kalimat lainnya. Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan
(sistematika) urutan gagasan. Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu
detail ke detail berikutnya, dari satu fakta ke fakta selanjutnya, dari satu
soal ke soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti uraian
yang disajikan dengan seksama. Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah
paragraf, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu
penggunaan kata atau frasa (kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.
Jenis-jenis koherensi yaitu:
A. Repitisi
adalah gaya bahasa yang menggunakan kata kunci yang terdapat diawal kalimat
untuk mencapai efek tertentu dalam penyambaian beberapa ulangan.
Contoh: Faktur adalah bukti
penjualan barang. Faktur ada yang digabungkan dengan kuitansi ….
B. Kata
ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina.
Contoh: Fani dan April kuliah di
Universitas Esa Unggul. Mereka mahasiswa jurusan perencanaan wilayah dan kota.
C. Kata
transisi
Kata transisi adalah pengait
antarkalimat dalam paragraf yang berupa hubungan.
Beberapa kata transisi antara
lain:
1) Hubungan tambahan
Contoh: lebih lagi, selanjutnya,
tambahan pula, berikutnya, lagipula, di samping itu,…
2) Hubungan pertentangan
Contoh: akan tetapi, namun, bagaimanapun,
walaupun demikian, sebaiknya,…
3) Hubungan perbandingan
Contoh: sebagaimana, sama dengan
itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan itu,…
4) Hubungan akibat atau hasil
Contoh: oleh sebab itu, jadi,
akibatnya, oleh karena itu, maka, oleh, sebab itu,…
5) Hubungan tujuan
Contoh: untuk itu, untuk maksud
itu, supaya,…
6) Hubungan singkatan, contoh, intensifikasi
Contoh: singkatnya, pendeknya,
akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain, sesungguhnya,…
7) Hubungan waktu
Contoh: sementara itu, segera
setelah itu, beberapa saat kemudian, kemarin,…
8) Hubungan tempat
Contoh: berdekatan dengan itu, di
sana, berikatan dengan, berdampingan dengan,…
Contoh penggunaan kata transisi:
Dalam hidup manusia selalu ada
kebahagiaan dan kesedihan. Kedua hal itu datang silih berganti.
Seperti siang dan malam. Kebahagiaan
selalu diharap-harap datangnya. Seperti
halnya kebahagiaan, kesedihan datang juga walaupun tidak kita harapkan. Ringkasnya, keduanya datang silih
berganti.
3.
Pengembangan Alinea
1.
Pola alamiah
a.
Pola kronologi atau urutan
waktu
Pola pengembangan alinea atau paragraf ini
mempunyai catatan waktu yang jelas.
b.
Pola ruang atau spasial
Pola pengembangan alinea atau paragraf ini yaitu
dengan menulis yang berhubungan dengan tempat tertentu dan menggambarkannya.
2.
Pola logis
a.
Pola klimaks-antiklimaks
Pola klimaks merupakan pengembangan gagasan
mulai dari yang rendah ke yang paling tinggi.
Contohnya:
Si Jaka, tukang becak memerlukan cinta. Pak Budi
yang pedagang juga memerlukan cinta. Pak Lurah juga memerlukan cinta. Pak Amir,
guru sekolah juga memerlukan cinta. Demikian juga, Bapak Gubernur, ia memerlukan
cinta. Bahkan Bapak Presiden pun memerlukan cinta. Semua memerlukan cinta,
tidak ada kecuali.
b.
Pola Pandangan
Pola pandangan merupakan pengembangan gagasan
dengan cara memandang sesuatu.
Contohnya:
Dari lotengnya, ia memandang ke kejauhan. Nun
jauh di bawah terhampar kota Bandung yang luas. Di tengah-tengah kota itu
tampak alun-alun kota bandung lengkap dengan masjid agungnya. Di sebelah utara
tampak gedung menara BRI. Di sekitarnya tampak berbagai pusat perbelanjaan mulai
dari pasar tradisional hingga ke pusat perbelanjaan modern seperti pasar
swalayan dan sejenisnya. Tampak benar bedanya dengan keadaan dua puluh lima
tahun lalu ketika ia masih bisa berkeliling alun-alun dan sekitarnya hanya
dengan menunggang delman. Keadaan alun-alun waktu itu masih amat lengang dan
leluasa, tidak seperti sekarang yang hiruk-pikuk, padat oleh bangunan
bertingkat dan kendaraan bermotor, bukan kendaraan sejenis delman.
c.
Pola umum-khusus
Pola umum-khusus merupakan pengembangan gagasan
dengan cara memulai dari hal-hal umum ke hal-hal khusus.
Contohnya:
Anak-anak suka sekali gula-gula. Mereka berusaha
dengan berbagai cara. Kadang-kadang mereka sembunyi-sembunyi dari orang tuanya.
Kadang-kadang pula mereka lupa bahwa mereka sembunyi-sembunyi, padahal sisa
gula-gula itu masih menempel pada gigi mereka. Seringkali mereka juga lupa
menyimpan gula-gula itu di saku bajunya.
d.
Pola paragraf definisi
Pola paragraph definisi
merupakan penjelasan sesuatu dengan jelas. Pola paragraf ini biasanya menggunakan
sebuah konjungsi (adalah, ialah, yaitu) yang dicantumkan pada paragraf agar
lebih mudah dimengerti.
Contoh pola pengembangan paragraf definisi:
Apakah itu intranet? Kata
intranet ini mungkin masih banyak orang awam yang belum mengetahuinya. Kata
intranet hampir menyerupai dengan kata internet, namun
terdapat perbedaan dari internet dan intranet. Jadi intranet merupakan sebuah
jaringan komputer yang berbasis protokol TCP(Transfer Control Protokol) atau
IP(Internet Protokol) seperti halnya sebuah internet, hanya saja intranet
digunakan dalam keadaan internal dari sebuah lembaga, perusahaan, kantor,
bahkan warung internet(WARNET) pun dapat dikategorikan sebagai intranet. Antar
Intranet dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya melalui sambungan
Internet yang memberikan tulang punggung komunikasi jarak jauh di dalam suatu
tempat atau wilayah. Akan tetapi sebuah intranet tidak perlu terhubung menuju
sambungan jaringan ke luar tempat atau wilayah, sehingga intranet hanya
terhubung dalam suatu jaringan di dalam suatu tempat atau wilayah. Intranet
menggunakan semua protocol TCP(Transfer Control Protokol) atau IP(Internet
Protokol) dan aplikasinya, sehingga semua komputer yang terhubung dengan
intranet memiliki “private” internet.
e.
Pola paragraf sebab-akibat
Pola paragraf
sebab-akibat atau yang pada umumnya disebut pola kausal, dapat dinyatakan
dengan menggunakan sebab-akibat suatu peristiwa. Dalam hal ini sebab dapat
menjadi gagasan utama, sedangkan akibat dapat menjadi perincian
pengembangannya, ataupun sebaliknya.
Contoh:
Jika kita sering berolahraga
dengan benar, tentunya tubuh kita akan sehat dan bugar. Olahraga dapat memiliki
banyak manfaatnya terhadap kesehatan tubuh. Dengan proporsi dan pilihan yang
tepat dengan dilakukan secara teratur, olahraga yang kita lakukan dapat
mencegah dan membantu proses penyembuhan penyakit. Telah banyak riset yang
terus mencoba menemukan manfaat lain dari olahraga. Selain dapat menjaga tubuh
dan mencegah kegemukan, olahraga juga dapat sebagai alternative untuk proses
penyembuhan seperti halnya obat-obatan. Karena olahraga memiliki lebih sedikit
efek samping dibanding jenis pengobatan lainnya. Sebenarnya yang membuat
olahraga mampu berfungsi sebagai salah satu cara pengobatan yang efektif yaitu
olahraga dapat memperkuat otot dalam tubuh yang bekerja paling keras, yakni
jantung. Olahraga teratur mampu memacu tubuh mencapai detak jantung optimal 60
hingga 70 persen dari detak jantung maksima, sehingga mampu membuat jantung
berdetak secara efisien, memperkuat pembuluh arteri dan melancarkan sirkulasi
darah.
f.
Pola paragraf proses
Pola paragraf
proses merupakan termasuk jenis paragraf deskriptif. Paragraf proses yaitu
paragraf yang menjelaskan atau menginformasikan suatu proses terjadinya atau
proses bekerjanya sesuatu urutan langkah.
Contoh:
Tentunya kita semua
mengetahui makanan yang bernama tempe. Tempe yang sering kita konsumsi
merupakan makanan murah dan bergizi. Banyak protein yang dikandung oleh
tempe. Cara membuat tempe pun tidaklah sulit. Bahan yang akan diolah mudah
diperoleh, yaitu kacang kedelai atau kacang-kacangan lain. Namun, bahan yang
biasanya digunakan adalah kacang kedelai. Untuk membuat tempe, langkah
yang pertama kali dilakukan yaitu mengambil kedelai yang sudah kita
siapkan sebelumnya. Kita pilih terlebih dahulu kedelai yang bagus dan
bersih. Kemudian, cuci bersih dengan air yang mengalir, dan kita rebus sampai
terlihat masak. Rebusan tempe yang masih panas tersebut dibiarkan satu atau dua
jam sehingga menjadi dingin. Kulit kedelai masih melekat walaupun ada
juga yang sudah mengelupas. Sekarang usahakan supaya kulit kedelai mengelupas
semua. Caranya, masukkan kedelai ke dalam bakul, letakkan di bawah pancuran air
dan aduk secara terus-menerus. Lakukan hal itu sampai kedelai terkelupas
semuanya. Sambil membersihkan kedelai, didihkan air didalam panci besar,
kemudian masukan kedelai yang telah dibersihkan dan rebus hingga empuk, setelah
terlihat empuk, angkat dan buang airnya. Cuci kedelai dibawah air mengalir
untuk membuang sisa kulit arinya, kemudian tiriskan hingga kering. Atur kedelai
didalam wadah dengan permukaan lebar, setelah dingin taburi permukaan kedelai
dengan ragi tempe, aduk hingga merata, kemudian masukan kedelai yang telah
diberi ragi kedalam plastik secara merata, tutup rapat ujungnya, kemudian
lubangi plastik tersebut secukupnya untuk udara. Simpan bungkusan tempe
tersebut ditempat yang terdapat sirkulasi udaranya selama kurang lebih 35 jam.
g.
Pola paragraf contoh
Pola paragraf
contoh merupakan sebuah paragraf ilustrasi. Paragraf contoh dikembangkan
menggunakan sebuah contoh atau ilustrasi. Contoh atau ilustrasi pada paragraph
tersebut yang memberikan penjelasan terhadap gagasan paragraf, baik dengan cara
deduktif, induktif, atau paduan keduanya.
Contoh:
Sebagai
seorang pengusaha harus memiliki modal untuk mambangun usahanya. Seorang
pengusaha besar biasanya memiliki modal yang besar dalam membangun usahanya.
Sedangkan pengusaha kecil biasanya memiliki modal yang kecil dalam membangun
usahanya. Baik itu bermodal besar maupun bermodal kecil, seorang pengusaha
diarahkan untuk mengolah dan mengatur modal tersebut agar mendapatkan
keuntungan yang hendak dicapai. Bagi pengusaha yang bermodal kecil, jika berani
mengambil resiko, rintangan dan tantangan dalam mengembangkan usahanya, maka
akan dapat menjadi seorang pengusaha yang besar. Jatuh-bangun sebuah usaha akan
memberikannya pengalaman dan kekuatan untuk memperluas usahanya sehingga
menjadikannya seorang pengusaha yang besar. Banyak pengusaha besar berawal dari
modal yang kecil sehingga memiliki usaha bermodal besar dengan sikap pantang
menyerah dan memiliki keberanian dalam membangun usahanya. Hal tersebut
merupakan sebuah contoh bahwa seorang pengusaha yang bermodal kecil dapat
menjadi pengusaha besar dengan keberanian dan sikap pantang menyerah.
h.
Pola paragraf klasifikasi
Pola paragraf
Klasifikasi merupakan suatu pengembangan paragraph melalui pembentukan kelompok
yang berdasar atas sifat-sifat tertentu. Kata atau ungkapan yang biasanya
digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan
mengklasifikasikan.
Contoh:
Pengklasifikasian pada
tumbuhan memiliki tujuan dan manfaat. Klasifikasi tumbuhan merupakan suatu cara
sebagai pembentukan kelas-kelas, kelompok, atau unit melalui pencarian
keseragaman dalam keanekaragaman tumbuhan. Pengklasifikasian tumbuhan memiliki
tujuan untuk menyederhanakan ruang lingkup obyek studi yang akan diteliti.
Klasifikasi tumbuhan dapat membantu dalam mengetahui jenis-jenis tumbuhan,
mengetahui hubungan antar tumbuhan dan mengetahui kekerabatan antar tumbuhan
yang beraneka ragam. Perbedaan dasar yang digunakan dalam mengadakan
klasifikasi tumbuhan tentu saja memberikan hasil klasifikasi yang berbeda-beda,
yang dari waktu ke waktu menyebabkan lahirnya Sistem Klasifikasi yang berbeda.
Namun pada prinsipnya, kesamaan-kesamaan atau keseragaman itulah yang dijadikan
dasar dalam mengadakan klasifikasi, misalnya klasifikasi berdasarkan lingkungan
hidupnya, seperti tumbuhan air, tumbuhan darat, tumbuhan dataran tinggi,
tumbuhan dataran rendah, atau berdasarkan kegunaannya seperti tumbuhan sandang,
obat-obatan, hias, dan lain sebagainya.
E. Pengertian Mensintesa
Sintesa berbeda dengan
parafrase dan rangkuman. Parafrase dan rangkuman merupakan gabungan ide dan
informasi dari satu paragraf, teks atau bacaan. Sedangkan sintesa merupakan
gabungan ide dan informasi dari berbagai sumber bacaan. Sintesa digunakan pada
pembuatan makalah, artikel, penulisan riset dan lain-lain.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003)
sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai pengertian atau hal sehingga
merupakan kesatuan yang selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan
hukum yang khusus.” Pengertian ini sejalan dengan pendapat Kattsoff (1986) yang
menyatakan bahwa maksud sintesis yang utama adalah mengumpulkan semua
pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia. Dalam
perspektif lain “sintesis” merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan
menyatakan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk
pola baru yang lebih menyeluruh. Kata kerja operasional yang dapat digunakan adalah
mengategorikan, mengombinasikan, menyusun, mengarang, menciptakan, mendesain,
menjelaskan, mengubah, mengorganisasi, merencanakan, menyusun kembali,
menghubungkan, merevisi, menyimpulkan, menceritakan, menuliskan, mengatur. Metode Sintesis Melakukan penggabungan semua
pengetahuan yang diperoleh untuk menyusun satu pandangan dunia.
F.
Strategi Mensintesa
Dalam membuatu suatu sintesa atau gabungan ide
dan informasi dari berbagai sumber bacaan diperlukan beberapa strategi yaitu:
·
Memastikan bahan-bahan yang
akan disintesa memiliki hubungan yang logis terhadap topik;
·
Merangkum bahan dari
masing-masing sumber secara individual, kemudian menghubungkan
rangkuman-rangkuman tersebut dengan komentar-komentar penghubung.
Dalam penulisan riset juga diperlukan strategi sintesa, yaitu:
·
Mulailah dengan dua atau tiga
kalimat yang memperkenalkan topik;
·
Nyatakan ide utama dalam
kalimat; dan
·
Lanjutkan kalimat ide utama
dengan rangkuman-rangkuman dari berbagai sumber bacaan.
G.
Penulisan Daftar Pustaka
a)
Penulisan daftar pustaka untuk
sumber bacaan yang berupa buku yaitu:
1.
Mencantumkan nama penulis
Nama akhir penulis, koma, nama depan penulis,
diikuti oleh nama tengah atau inisialnya.
2.
Mencantumkan judul buku secara
lengkap termasuk subjudul
·
Huruf besar pada huruf pertama
kata kecuali kata sambung
·
Garis bawah atau memiringkan
pada judul dan subjudul
3.
Mencantumkan informasi tentang
penerbitan buku
·
Nama kota dan negara (hanya
jika kota bukan merupakan kota besar)
·
Bentuk singkat dari nama
penerbit
·
Tahun penerbitan, diakhiri
dengan titik
b)
Penulisan daftar pustaka untuk
sumber bacaan yang berupa artikel di majalah dan Koran
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penulisan
daftar pustaka untuk sumber bacaan yang berupa artikel di majalah dan Koran
yaitu:
·
Mencantumkan nama majalah atau
Koran dengan menggaris bawahi atau memiringkan, tanpa tanda baca;
·
Mencantumkan tanggal
penerbitan secara lengkap;
·
Mencantumkan halaman.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Simpulan
Alinea atau
paragraf merupakan kalimat, tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul,
melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain. Alinea atau paragraf
terdiri dari kalimat pokok dan kalimat penjelas.
Alinea atau
paragraf terbagi menjadi tiga jenis yaitu menurut posisi kalimat topiknya,
fungsinya dan sifat isinya.
Dalam membentuk
suatu alinea atau paragraf yang baik terdapat tiga syarat yang harus
diperhatikan, yaitu kohesi atau kesatuan, koherensi atau keterpaduan dan pola
pengembangan.
Penulisan paragraf
sangat bermanfaat untuk memudahkan pengertian dan pemahaman terhadap suatu
tema, memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal serta
memperindah wacana.
Sintesa adalah gabungan ide dan informasi dari berbagai sumber bacaan. Agar dapat membuat
suatu sintesa yang baik perlu memperhatikan strategi-strategi dalam mensintesa.
Dalam penulisan daftar pustaka
untuk sumber bacaan berupa buku, harus mencantumkan nama penulis, judul buku
secara lengkap termasuk subjudul dan informasi tentang penerbitan buku.
Sedangkan untuk sumber bacaan berupa majalan dan Koran harus mencantumkan nama
majalah atau Koran, tanggal penerbitan secara lengkap dan halaman.
B. Saran
Dalam menyusun
paragraf sebaiknya memperhatikan hal-hal yang saling berkaitan agar paragraf
tersusun secara sistematis dan antarkalimat saling terhubung sehingga dapat
memudahkan pembaca untuk memahaminya.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Website
Diakses pada 7 Juli 2014 Pukul 13.50
NOTULEN
Pertanyaan
1. Apa fungsi alinea? (Imam)
2. Apasaja pola pengembangan alinea? (Paramita)
3. Apakah tujuan alinea ekspositoris hanya memaparkan
fakta atau ada yang lainnya ? (Eva)
4. Jenis alinea menurut sifatnya, apakah dalam karangan
harus ada semua alinea yang dimaksud? (Cindy)
Jawab
1. Fungsi alinea
Fungsi pembuatan alinea yaitu
untuk memudahkan pengertian dan pemahaman terhadap suatu tema atau topik
tertentu, memudahkan pengarang dalam mengembangkan jalan pikiran secara
sistematis, memperindah wacana dengan kata-kata yang beragam atau bervariasi,
dan dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar,
transisi dan penutup.
2. Pengembangan alinea
Terdapat dua pola dalam
pengembangan alinea yaitu pola alamiah dan pola logis. Pola pengembangan
alamiah terbagi menjadi dua yaitu pola kronologi atau berdasarkan urutan waktu
dan pola ruang yang berhubungan dengan tempat tertentu. Sedangkan pola
pengembangan logis terbagi menjadi banyak pola diantaranya yaitu pola
klimaks-antiklimaks yaitu dengan pengembangan gagasan mulai dari yang rendah ke
yang paling tinggi, pola pandangan yaitu dengan cara memandang sesuatu, pola
umum-khusus yaitu dengan memulai dari hal-hal umum ke hal-hal khusus, pola
paragraf definisi yaitu dengan memberikan penjelasan mengenai sesuatu dengan
jelas, pola paragraf sebab-akibat yaitu dengan menyatakan sebab-akibat suatu
peristiwa, pola progres yaitu dengan menginformasikan suatu proses atau urutan
langkah, pola paragraf contoh yaitu dengan memberikan contoh atau ilustrasi dan
pola paragraf klasifikasi yaitu dengan pembentukan kelompok berdasarkan
sifat-sifat tertentu.
3. Tujuan alinea ekspositoris atau eksposisi adalah untuk
memaparkan fakta, dalam alinea tersebut tentunya berisi beberapa fakta yang
digabung dengan beberapa kata atau kalimat penghubung.
4. Jenis alinea menurut sifatnya yaitu alinea persuasif,
argumentatif, ekspositoris, deskriptif, dan naratif. Dalam suatu karangan tidak
menampilkan semua jenis alinea tersebut, tergantung tujuan dari pengarangnya
akan mengarahkan untuk mengajak, menggambarkan atau membeberkan fakta. Jadi
dalam satu karangan biasanya hanya menampilkan satu jenis alinea.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar