Teori Abiogenesis dan Biogenesis
Pendukung teori abiogenesis terjadi begitu saja atau secara spontan. Oleh sebab itu, paham atau teori abiogenesis ini disebut juga paham generation spontaneae. Jadi, kalau pengertian abiogenesis dan generation spontanea kita gabungkan, maka pendapat paham tersebut adalah makhluk hidup yang pertama kali di bumi tersebut dari benda mati / tak hidup yang terkjadinya secara spontan, misalnya :
1. ikan dan katak berasal
dari Lumpur.
2. Cacing berasal dari
tanah, dan
3. Belatung berasal
dari daging yang membusuk.
A)
Teori Harold Urey (1893)
Urey
berpendapat bahwa kehidupan terjadi pertama kali di atmosfer. Pada saat
tertentu dalah sejarah perkembangan bumi, terbentuk atmosfer yang kaya akan CH4
(metana), NH3 (ammonia), H2 (hidrogen) dan H2O (air). Molekul-molekul ini
dengan bantuan petir yang menimbulkan loncatan listrik dan sinar kosmik akan
membentuk asam amino yang merupakan awal dari kehidupan.
B)
Teori Oparin
Oparin
sependapat dengan Urey bawah kehidupan pertama terjadi di cekungan pantai yang
bahan-bahannya dari lautan.
PENDUKUNG TEORI BIOGENESIS
A)
Percobaan Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799)
Spallanzani
menyangsikan kebenaran paham abiogeensis. Oleh karena itu, dia mengadakan
percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi, tetapi
langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna. Sebagai bahan percobaannya,
Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu.
Adapun percoban yang yang dilakukan Spallanzani selengkapnya adalah sebagai
berikut:
·
Labu I : diisi air 70 cc air
kaldu, kemudian dipanaskan 15oC selama beberapa menit dan
dibiarkan tetap terbuka.
·
Labu II : diisi 70 cc air kaldu,
ditutup rapat-rapat dengan sumbat gabus. Pada daerah pertemuan antara gabus
dengan mulut labu diolesi paraffin cair agar rapat benar. Selanjutnya, labu
dipanaskan.selanjutnay, labu I dan II didinginkan. Setelah dingin keduanya
diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang.
Setelah lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air
kaldu pada kedua labu tersebut.
Hasil
percobaannya adalah sebagai berikut :
Labu
I : air kaldu mengalami
perubahan, yaitu airnya menjadi bertambah keruh dan baunya menjadi tidak enak.
Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I ini banyak mengandung mikroba.
Labu
II : air kaldu labu ini tidak
mengalami perubahan, artinya tetap jernih seperti semula, baunya juga tetap
serta tidak mengandung mikroba. Tetapi, apabila labu ini dibiarkan terbuka
lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah
menjadi lebih keruh serta baunya tidak enak (busuk).
Berdasarkan
hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang
ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi
berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi
kontaminasi mikroba darimudara ke dalam air kaldu tersebut.
B)
Percobaan Louis Pasteur (1822-1895)
Dalam
menjawab keraguannya terhadap paham abiogenesis. Pasteur melaksanakan percobaan
untuk menyempurnakan percobaan Lazzaro Spallanzani. Dalam percobaanya, Pasteur
menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu. Langkah-langkah percobaan Pasteur
selengkapnya adalah sebagai berikut :
Langkah
I : labu disi 70 cc air kaldu, kemudian ditutup
rapat-rapat dengan gabus. Celah antara gabus dengan mulut labu diolesi dengan
paraffin cair. Setelah itu pada gabus tersebut dipasang pipa kaca berbentuk
leher angsa. Lalu, labu dipanaskan atau disterilkan.
Langkah
II : selanjutnya labu didinginkan dan diletakkan ditempat yang
aman. Setelah beberapa hari, keadaan air kaldu diamati. Ternyata air kaldu
tersebut tetep jernih dan tidak mengandung mikroorganisme.
Langkah
III : labu yang air kaldu didalamnya tetap jernih dimiringkan sampai air kaldu
didalamnya mengalir kepermukaan pipa hingga bersentuhan dengan udara. Setelah
itu labu diletakkan kembali pada tempat yang aman selama beberapa hari.
Kemudian keadaan air kaldu diamati lagi. Ternyata air kaldu didalam labu
meanjadi busuk dan banyak mengandung mikroorganisme.
Melalui
pemanasan terhadap perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme yang terdapat
dalam air kaldu akan mati. Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah
terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat
percobaan tersebut didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun dan menutup
lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk leher. Hal ini akan menyebabkan
terhambatnya mikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk masuk kedalam
labu. Inilah yang menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi.
Pada
saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan
dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat
pemanasan air kaldu.
Setelah
labu dimiringkan hingga air kaldu sampai ke permukan pipa, air kaldu itu akan
bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme.
Ketika labu dikembalikan keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut
terbawa masuk. Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu
air kaldu menjadi akeruh, karena adanya pembusukan oleh mikrooranisme tersebut.
Dengan demikian terbuktilah ketidak benaran paham Abiogenesis atau generation
spontanea, yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang
terjadi secara spontan.
Berdasarkan
hasil percobaan Spallanzani dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham
Abiogenesis, dan munculah paham/teori baru tentang asal usul makhluk hidup yang
dikenal dengan teori Biogenesis. Teori itu menyatakan :
1. omne vivum ex ovo = setiap makkhluk hidup berasal dari telur.
2. Omne ovum ex vivo = setiap telur berasal dari makhluk hidup, dan
3. Omne vivum ex vivo = setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup
sebelumnya.
Walaupun
Louis Pasteur dengan percobaannya telah berhasil menumbangkan paham Abiogenesis
atau generation spontanea dan sekaligus mengukuhkan paham Biogenesis, belum
berarti bahwa masalah bagaimana terbentuknya makhluk hidup yang pertama kali
terjawab.
Untuk direnungkan,
Pengakuan Evolusionis
Alexander
Oparin: “Asal-usul sel masih menjadi teka-teki.”
Tantangan
untuk menjelaskan asal usul kehidupan merupakan sumber krisis terbesar yang
dihadapi teori evolusi. Alasannya, molekul-molekul organik sangat kompleks dan
pembentukannya tidak mungkin dapat diterangkan sebagai suatu kebetulan. Selain
itu, telah terbukti bahwa sel organik mustahil terbentuk secara kebetulan.
Evolusionis
dihadapkan pada pertanyaan tentang asal usul kehidupan pada perempat kedua abad
ke-20. Pakar terkemuka teori evolusi molekuler, evolusionis Rusia, Alexander I.
Oparin, menuliskan dalam bukunya “The Origin of Life” yang terbit pada tahun
1936:
“Sayangnya,
asal usul sel masih menjadi pertanyaan, yang merupakan titik tergelap dari
teori evolusi yang utuh.”
Jeffrey
Bada: “Kemunculan kehidupan di bumi adalah masalah terbesar yang belum
terpecahkan.”
Sejak
Oparin, banyak evolusionis telah melakukan penelitian dan pengamatan untuk
membuktikan bahwa sebuah sel dapat terbentuk secara ke-betulan. Akan tetapi,
setiap upaya hanya memperjelas desain sel yang kompleks sehingga semakin
menggugurkan hipotesis mereka. Profesor Klaus Dose, kepala Institut Biokimia di
Universitas Johannes Gutenberg, menyatakan:
Percobaan
tentang asal usul kehidupan di bidang kimia dan evolusi molekuler selama lebih
dari 30 tahun, menghasilkan persepsi yang lebih baik tentang kompleksitas asal
usul kehidupan di bumi ini, dan bukannya memberikan jawaban yang mereka
harapkan. Saat ini, semua diskusi mengenai teori-teori dasar dan penelitian di
bidang ini berakhir dengan kebuntuan atau pengakuan atas ketidaktahuan. 2
Jeffrey
Bada dari Institut San Diego Scripps memperjelas ketidakberdayaan evolusionis
terhadap kebuntuan ini : “Kini, saat meninggalkan abad ke-20, kita masih
menghadapi masalah terbesar yang belum terpecahkan sejak awal abad ke-20:
Bagaimana kehidupan muncul di muka bumi”
Teori biogenesis
- Summary rating: stars (59 Tinjauan)
- Kunjungan : 7712
- kata:900
- Comments : 3
More About : penelitian louis pasteur
Walaupun telah bertahan selama
ratusan tahun, tidak semua orang membenarkan paham abiogenesis. Orang –orang
yang ragu terhadap kebenaran paham abiogenesis tersebut terus mengadakan
penelitian memecahkan masalah tentang asal usul kehidupan. Orang-orang yang
tidak puas terhadap pandangan Abiogenesis itu antara lain Francesco Redi
(Italia, 1626-1799), dan Lazzaro Spallanzani ( Italia, 1729-1799), dan Louis
Pasteur (Prancis, 1822-1895). Beredasarkan hasil penelitian dari tokoh-tokoh
ini, akhirnya paham Abiogenesis / generation spontanea menjadi pudar karena paham
tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
a) Percobaan Francesco Redi ( 1626-1697)
Untuk menjawab keragu-raguannya terhadap paham abiogenesis, Francesco Redi mengadakan percobaan. Pada percobaannya Redi menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga toples. Percobaan Redi selengkapnya adalah sebagai berikut :
· Stoples I : diisi dengan sekerat daging, ditutup rapat-rapat.
· Stoples II :diisi dengan sekerat daging, dan dibiarkan tetap terbuka.
· Stoples III : disi dengan sekerat daging, dibiarkan tetap terbuka.
Selanjutnya ketiga stoples tersebut diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan daging dalam ketiga stoples tersebut diamati.
Danhasilnya sebagai berikut:
· Stoples I : daging tidak busuk dan pada daging ini tidak ditemukan jentik / larva atau belatung lalat.
· Stoples II : daging tampak membusuk dan didalamnya ditemukan banyak larva atau belatung lalat.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Francesco redi menyimpulkan bahwa larva atau belatung yang terdapat dalam daging busuk di stoples II dan III bukan terbentuk dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini ketika lalat tersebut hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi, apabila melihat keadaan pada stoples II, yang tertutup kain kasa. Pada kain kasa penutupnya ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang membusuk belatung relative sedikit.
B) percobaan Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799)
Seperti halnya Francesco Redi, Spallanzani juga menyangsikan kebenaran paham abiogeensis. Oleh karena itu, dia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi, tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna.
Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba darimudara ke dalam air kaldu tersebut.
Pendukung paham Abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Lazzaro Spallanzani tersebut. M,enurut mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air kaldu diperlukan udara. Dengan pengaruh udara tersebut terjadilah generation spontanea.
c) Percobaan Louis Pasteur (1822-1895)
Dalam menjawab keraguannya terhadap paham abiogenesis. Pasteur melaksanakan percobaan untuk menyempurnakan percobaan Lazzaro Spallanzani. Dalam percobaanya, Pasteur menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu.
a) Percobaan Francesco Redi ( 1626-1697)
Untuk menjawab keragu-raguannya terhadap paham abiogenesis, Francesco Redi mengadakan percobaan. Pada percobaannya Redi menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga toples. Percobaan Redi selengkapnya adalah sebagai berikut :
· Stoples I : diisi dengan sekerat daging, ditutup rapat-rapat.
· Stoples II :diisi dengan sekerat daging, dan dibiarkan tetap terbuka.
· Stoples III : disi dengan sekerat daging, dibiarkan tetap terbuka.
Selanjutnya ketiga stoples tersebut diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan daging dalam ketiga stoples tersebut diamati.
Danhasilnya sebagai berikut:
· Stoples I : daging tidak busuk dan pada daging ini tidak ditemukan jentik / larva atau belatung lalat.
· Stoples II : daging tampak membusuk dan didalamnya ditemukan banyak larva atau belatung lalat.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Francesco redi menyimpulkan bahwa larva atau belatung yang terdapat dalam daging busuk di stoples II dan III bukan terbentuk dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini ketika lalat tersebut hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi, apabila melihat keadaan pada stoples II, yang tertutup kain kasa. Pada kain kasa penutupnya ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang membusuk belatung relative sedikit.
B) percobaan Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799)
Seperti halnya Francesco Redi, Spallanzani juga menyangsikan kebenaran paham abiogeensis. Oleh karena itu, dia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi, tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna.
Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba darimudara ke dalam air kaldu tersebut.
Pendukung paham Abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Lazzaro Spallanzani tersebut. M,enurut mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air kaldu diperlukan udara. Dengan pengaruh udara tersebut terjadilah generation spontanea.
c) Percobaan Louis Pasteur (1822-1895)
Dalam menjawab keraguannya terhadap paham abiogenesis. Pasteur melaksanakan percobaan untuk menyempurnakan percobaan Lazzaro Spallanzani. Dalam percobaanya, Pasteur menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu.
Melaui pemanasan terhadap
perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu
akan mati. Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap
air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat percobaan tersebut
didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun dan menutup lubang pipa tepat
pada bagian yang berbentuk leher. Hal ini akan menyebabkan terhambatnya
mikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk masuk kedalam labu. Inilah
yang menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi.
Pada saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat pemanasan air kaldu.
Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai kepern\mukan pipa, air kaldu itu akan bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme. Ketika labu dikembalikan keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk. Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air kaldu menjadi akeruh, karena adanya pembusukan oleh mikrooranisme tersebut. Dengan demikian terbuktilah ketidak benaran paham Abiogenesis atau generation spontanea, yangmenyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi secara spontan.
Berdasarkan hasil percobaan Redi, Spallanzani, dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham Abiogenesis, dan munculah paham/teori baru tentang asal usul makhluk hidup yang dikenal dengan teori Biogenesis. Teori itu menyatakan :
1. omne vivum ex ovo = setiap makkhluk hidup berasal dari telur.
2. Omne ovum ex vivo = setiap telur berasal dari makhluk hidup, dan
3. Omne vivum ex vivo = setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
Walaupun Louis Pasteur dengan percobaannya telah berhasil menumbangkan paham Abiogenesis atau generation spontanea dan sekaligus mengukuhkan paham Biogenesis, belum berarti bahwa masalah bagaimana terbentuknya makhluk hidup yang pertama kali terjawab.
Disamping teori Abiogenesis dan Biogenesis, masih ada lagi beberapa teori tentang asal usul kehidupan yang dikembangkan pleh beberapa Ilmuwan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Teori kreasi khas, yang menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh zat supranatural (Ghaib) pada saat yang istimewa.
2. Teori Kosmozoan, yang menyatakan bahwa kehidupan yang ada di planet ini berasal dari mana saja.
3. Teori Evolusi Kimia, yang menyatakan bahwa kehidupan didunia ini muncul berdasarkan hukum Fisika Kimia.
4. Teori Keadaan Mantap, menyatakan bahwa kehidupan tidak berasal usul.
Pada saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat pemanasan air kaldu.
Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai kepern\mukan pipa, air kaldu itu akan bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme. Ketika labu dikembalikan keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk. Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air kaldu menjadi akeruh, karena adanya pembusukan oleh mikrooranisme tersebut. Dengan demikian terbuktilah ketidak benaran paham Abiogenesis atau generation spontanea, yangmenyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi secara spontan.
Berdasarkan hasil percobaan Redi, Spallanzani, dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham Abiogenesis, dan munculah paham/teori baru tentang asal usul makhluk hidup yang dikenal dengan teori Biogenesis. Teori itu menyatakan :
1. omne vivum ex ovo = setiap makkhluk hidup berasal dari telur.
2. Omne ovum ex vivo = setiap telur berasal dari makhluk hidup, dan
3. Omne vivum ex vivo = setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
Walaupun Louis Pasteur dengan percobaannya telah berhasil menumbangkan paham Abiogenesis atau generation spontanea dan sekaligus mengukuhkan paham Biogenesis, belum berarti bahwa masalah bagaimana terbentuknya makhluk hidup yang pertama kali terjawab.
Disamping teori Abiogenesis dan Biogenesis, masih ada lagi beberapa teori tentang asal usul kehidupan yang dikembangkan pleh beberapa Ilmuwan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Teori kreasi khas, yang menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh zat supranatural (Ghaib) pada saat yang istimewa.
2. Teori Kosmozoan, yang menyatakan bahwa kehidupan yang ada di planet ini berasal dari mana saja.
3. Teori Evolusi Kimia, yang menyatakan bahwa kehidupan didunia ini muncul berdasarkan hukum Fisika Kimia.
4. Teori Keadaan Mantap, menyatakan bahwa kehidupan tidak berasal usul.
Macam-macam Teori Asal-Usul
Kehidupan
1. Teori Kreasi khas " mahluk hidup berasal dari zat supranatural"
2. Teori Abiogenesis " mahluk hidup berasal dari benda mati"
3. Teori Biogenesis "mahluk hidup berasal dari mahluk hidup"
4. Teori Kosmozoan "mahluk hidup berasal dari benda-benda langit"
5. Teori Keadaaan Mantap "mahluk hidup tidak berasal-usul"
6. Teori Neo Abiogenesis
1. Teori Abiogenesis
Tokohnya : Aristoteles
" Mahluk hidup berasal dari benda mati"
2. Teori Biogenesis
Tokohnya : Fransisco Redy
Lazzaro Spalanzany
Louis Pasteur
Tujuan teori ini adalah untuk menggugurkan teori abiogenesis
Kesimpulannya :
1. "Omne vivum ex ovo"
Mahluk hidup berasal dari telur
2. "Omne ovum ex vivo"
Telur berasal dari mahluk hidup
3. "Omne vivum ex vivo"
Mahluk hidup berasal dari mahluk hidup lainnya"
3. Teori Neo Abiogenesis
Tokohnya : Alexander Oparin
Harold Urey
Stanley Miller
1. Teori Kreasi khas " mahluk hidup berasal dari zat supranatural"
2. Teori Abiogenesis " mahluk hidup berasal dari benda mati"
3. Teori Biogenesis "mahluk hidup berasal dari mahluk hidup"
4. Teori Kosmozoan "mahluk hidup berasal dari benda-benda langit"
5. Teori Keadaaan Mantap "mahluk hidup tidak berasal-usul"
6. Teori Neo Abiogenesis
1. Teori Abiogenesis
Tokohnya : Aristoteles
" Mahluk hidup berasal dari benda mati"
2. Teori Biogenesis
Tokohnya : Fransisco Redy
Lazzaro Spalanzany
Louis Pasteur
Tujuan teori ini adalah untuk menggugurkan teori abiogenesis
Kesimpulannya :
1. "Omne vivum ex ovo"
Mahluk hidup berasal dari telur
2. "Omne ovum ex vivo"
Telur berasal dari mahluk hidup
3. "Omne vivum ex vivo"
Mahluk hidup berasal dari mahluk hidup lainnya"
3. Teori Neo Abiogenesis
Tokohnya : Alexander Oparin
Harold Urey
Stanley Miller
Tidak ada komentar:
Posting Komentar