1. Pemantulan Cahaya
A. Pengertian Cahaya
Cahaya menurut Newton (1642 - 1727) terdiri
dari partikel-partikel ringan berukuransangat kecil yang dipancarkan oleh
sumbernya ke segala arah dengan kecepatanyang sangat tinggi. Sementara menurut
Huygens ( 1629 - 1695), cahaya adalahgelombang seperti halnya bunyi. Perbedaan
antara keduanya hanya pada frekuensidan panjang gelombangnya saja.
Dua pendapat di atas
sepertinya saling bertentangan. Sebab tak mungkin cahayabersifat partikel
sekaligus sebagai partikel. Pasti salah satunya benar atau kedua-duanya salah,
yang pasti masing-masing pendapat di atas memiliki kelebihan dan kekurangan.
Pada zaman Newton dan
Huygens hidup, orang-orang beranggapan bahwagelombang yang merambat pasti
membutuhkan medium. Padahal ruang antarabintang-bintang dan planet-planet
merupakan ruang hampa (vakum) sehinggamenimbulkan pertanyaan apakah yang
menjadi medium rambat cahaya matahariyang sampai ke bumi jika cahaya merupakan
gelombang seperti dikatakan Huygens.Inilah kritik orang terhadap pendapat
Hygens. Kritik ini dijawab oleh Huygens. Inilahkritik orang terhadap pendapat
Huygens. Kritik ini dijawab oleh Huygens denganmemperkenalkan zat hipotetik
(dugaan) bernama eter. Zat ini sangat ringan, tembuspandang dan memenuhi
seluruh alam semesta. eter membuat cahaya yang berasaldari bintang-bintang sampai ke bumi.
Dalam dunia ilmu pengetahuan kebenaran
suatu pendapat akan sangat ditentukanolehuji eksperimen. Pendapat yang tidak
tahan uji eksperimen akan ditolak olehpara ilmuwan sebagai suatu teori yang
benar. Sebaiknya pendapat yang didukungoleh hasil-hasil eksperimen dan
meramalkan gejala-gejala alam.
Walaupun keberadaan
eter belum dapat dipastikan di dekade awal Abad 20, berbagaieksperimen yang
dilakukan oleh para ilmuwan seperti Thomas Young (1773 - 1829)dan Agustin
Fresnell (1788 - 1827) berhasil membuktikan bahwa cahaya dapat melentur
(difraksi) dan berinterferensi. Gejala alam yang khas merupakan sifat
dasargelombang bukan partikel.
Percobaan yang
dilakukan oleh Jeans Leon Foucault(1819 - 1868) menyimpulkan bahwa cepat rambat
cahaya dalam air lebih rendah dibandingkan kecepatannya di udara. Padahal
Newton dengan teori emisi partikelnya meramalkan kebaikannya. Selanjutnya
Maxwell (1831 - 1874) mengemukakan pendapatnya bahwa cahaya dibangkitkan oleh
gejala kelistrikan dan kemagnetan sehingga tergolong gelombang elektromagnetik.
Sesuatu yang berbeda dibandingkan gelombang bunyi yang tergolong gelombang
mekanik. Gelombang elektromagnetik dapat merambat dengan atau tanpa medium dan
kecepatan rambatnya pun amat tinggi bila dibandingkan gelombang bunyi.
Gelombang elektromagnetik marambat dengan
kecepatan 300.000 km/s. Kebenaran pendapat Maxwell ini tak terbantahkan ketika
Hertz (1857 - 1894) berhasil membuktikannya secara eksperimental yang disusul
dengan penemuan-penemuan berbagai gelombang yang tergolong gelombang elektromagnetik
seperti sinar x, sinar gamma, gelombang mikro RADAR dan sebagainya.
Dewasa ini pandangan bahwa cahaya
merupakan gelombang elektromagnetikumum diterima kalangan ilmuwan, walaupun
hasil eksperimen Michelson dan Morleydi tahun 1905 gagal membuktikan keberadaan
eter seperti disangkakankeberadaannya oleh Huygens dan juga Maxwell.
Di sisi lain pendapat
Newton tentang cahaya sebagai partikel tiba-tiba menjadi populer kembali
setelah lebih dari 300 tahun tenggelam di bawah populeritas pendapat Huygens.
Dua fisikawan pemenang hadiah Nobel Max Planck (1858 - 1947) dan Albert Einstein
mengemukakan teori mereka tentang foton.
Berdasarkan hasil
penelitiannya tentang sifat-sifat termodinamika radiasi benda hitam, Planck
menyimpulkan bahwa cahaya dipancarkan dalam bentuk paket-paket kecil yang
disebut kuanta. Gagasan Planck ini
kemudian berkembang menjadi teori barudalam fisika yang disebut teori Kuantum.
Dengan teori ini, Einstein berhasil menjelaskan peristiwa yang dikenal dengan
nama efek foto listrik, yakni pemancaranelektron dari permukaan logam karena logam
tersebut disinari cahaya.
Jadi dalam kondisi
tertentu cahaya menunjukkan sifat sebagai gelombang dan dalam kondisi lain menunjukkan
sifat sebagai partikel. Hal ini disebut dualisme cahaya.
Cahaya adalah nama yang diberikan untuk
radiasi yang dapat dilihat okeh mata manusia. Cahaya termasuk gelombang
elektromagnetik, yang getarannya (berupa medan listrik dan medan magnetik) tegak
lurus terhadap arah rambatannya. Karena itu, gelombang elektromagnetik
(termasuk cahaya) tergolonh sebagai gelombang transversal. Gelombang
elektromagnetik dapat merambat walau tanpa medium (vakum).
B. Arah Perambatan Cahaya
Cahaya merambat menurut garis lurus. Hal
ini dapat dibuktikan ketika di tempat gelap yang disorotkan senter, cahaya
senter merambat lurus (tidak berbelok) ke segala arah.
C. Pembentukan Bayangan
Ketika cahaya yang merambat lurus dihalangi
oleh benda tak tembus cahaya maka akan terbentuk bayangan dari benda pada layar
yang diletakkan dibelakang benda. Misalnya, ketika kupu-kupu yang diawetkan
kamu sorot dengan cahaya sentermu, terbentuk byangan kupu-kupu yang ukurannya
lebih besar dari pada kupu-kupu aslinya. Bentuk bayangan yang sebangun dengan
bentuk bendanya memperkuat pernyataan bahwa cahaya merambat lurus.
2. Hukum Pemantulan Cahaya 1
Pernahkah Anda bertanya, mengapa kita dapat melihat benda-benda? Ya, jawabnya karena ada cahaya dari benda ke mata kita, entah cahaya itu memang berasal dari benda tersebut, entah karena benda itu memantulkan cahaya yang datang kepadanya lalu mengenai mata kita. Jadi, gejala melihat erat kaitannya dengan keberadaan cahaya atau sinar.
2. Hukum Pemantulan Cahaya 1
Pernahkah Anda bertanya, mengapa kita dapat melihat benda-benda? Ya, jawabnya karena ada cahaya dari benda ke mata kita, entah cahaya itu memang berasal dari benda tersebut, entah karena benda itu memantulkan cahaya yang datang kepadanya lalu mengenai mata kita. Jadi, gejala melihat erat kaitannya dengan keberadaan cahaya atau sinar.
Hukum pemantulan cahaya dikemukakan oleh W. Snellius,
menurutnya apabila seberkas cahaya mengenai permukaan bidang datar yang rata,
maka akan berlaku aturan-aturan sebagai berikut :
(1) Sinar datang (sinar jatuh), sinat pantul, dan garis
normal berpotongan pada satu titik dan terletak pada satu bidang datar.
(2) Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r).
Pemantulan cahaya terbagi menjadi 2 yaitu :
pemantulan teratur atau specular reflection dan pemantulan baur atau pemantulan
difus atau diffuse reflection.
1. Pemantulan Teratur (
specular reflection )
Pemantulan cahaya oleh
permukaan-permukaan halus seperti cermin datar disebut pemantulan teratur (
specular reflection ). Pada pemantulan teratur berkas-berkas sinar sejajar yang
mengenai permukaan-permukaan halus dipantulkan juga sebagai berkas-berkas sinar
sejajar.
2. Pemantulan Difus (
Diffuse Reflection )
Pemantulan cahaya oleh permukaan-permukaan
kasar seperti kertas HVS disebut pemantulan baur atau pemantulan difus (diffuse
reflection). Pada pemantulan baur, berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai
permukaan-permukaan kasar dipantulkan ke segala arah (berkas-berkas tidak
sejajar satu sama lain). Suatu permukaan berkelakuan sebagai permukaan halus
selama variasi-variasi permukaannya adalah kecil dibandingkan dengan panjang
gelombang sinar datang.
1. Sifat-Sifat Bayangan
Pada Cermin Datar
Ada lima sifat bayangan pada cermin datar, yaitu :
(1) Maya,
(2) Sama besar dengan bendanya,
(3) Tegak,
(4) Menghadap terbalik dengan bendanya, dan
(5) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin
(jarak
bayangan = jarak benda).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar