Kamis, 05 September 2013

Penemuan Elekton


Sekitar satu abad lalu, di antara tabung gelas yang hangat dan deru listrik, seorang fisikawan Inggris, J.J Thomson sedang “berkelana” ke bagian dalam atom. Di Laboratorium Cavendish di Universitas Cambridge, Thomson bereksperimen dengan arus listrik dalam tabung hampa. Ia berusaha menyelidiki teka-teki yang telah cukup lama bertahan yang dikenal sebagai “sinar katoda”.

 Berdasarkan eksperimen yang dilakukannya, Thomson membuat sebuah usulan berani yang menyatakan bahwa sinar misterius itu merupakan aliran partikel-pertikel yang jauh lebih kecil daripada atom. Partikel-pertikel itu merupakan bagian yang sangat kecil dari atom. Thomson menyebut partikel itu sebagai “corpuscles” dan menyatakannya sebagai bagian penyusun sebuah atom.
Pernyataan Thomson bahwa ada partikel di dalam sebuah atom itu sangat mengejutkan. Hal ini karena hampir semua orang pada waktu itu menganggap atom merupakan bagian terkecil materi yang tak mungkin dibagi lagi, atom diyakini merupakan bagian paling fundamental suatu materi.

Atom, seperti yang kita tahu sekarang ini memang berisi partikel-partikel. Dan asumsi Thomson bahwa sinar katoda merupakan aliran materi penyusun atom memang terbukti benar. Sinar katoda terdiri atas elekton-elektron, materi yang sangat kecil, bermuatan negatif, dan merupakan bagian dari sebuah atom.
Eksperimen Thomson yang cukup teliti dan hipotesisnya yang sangat berani itu ditindaklanjuti dengan berbagai eksperimen penting serta telaah teoritis oleh fisikawan di Inggris, Jerman, Perancis dan di berbagai belahan dunia. Para fisikawan itu memberi dunia sebuah cara pandang baru, cara pandang dari sebuah atom.
Pemikiran dan teknologi modern yang bermula dari penemuan elekton itu mengantarkan peradaban manusia pada berbagai penemuan penting seperti televisi dan komputer yang berevolusi melalui tahap-tahap yang cukup rumit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar