Minggu, 09 November 2014

Motivasi dan Kepemimpinan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan unsur penting di dalam sebuah perusahaan atau organisasi lain, sebab tanpa adanya kepemimpinan dari seorang pemimpin maka suatu perusahaan tersebut akan mengalami kemunduran. Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam memimpin atau sering disebut dengan gaya kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain sesuai dengan keinginannya itu dipengaruhi oleh sifat pemimpin itu sendiri. Pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang baik akan menciptakan motivasi yang tinggi di dalam diri setiap bawahan, sehingga dengan motivasi tersebut akan timbul semangat kerja yang dapat meningkatkan kinerja bawahan itu.
Kepemimpinan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan motivasi, karena keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan dan kemampuan dalam menciptakan motivasi di dalam diri setiap bawahan, kolega maupun atasan pemimpin itu sendiri.
Kurang adanya peranan kepemimpinan dalam menciptakan komunikasi yang harmonis serta memberikan pembinaan pegawai, akan menyebabkan tingkat kinerja pegawai rendah. 
Makalah ini akan membahas mengenai pengertian motivasi, pentingnya motivasi, cara membangun motivasi, pengertian kepemimpinan, pentingnya kepemimpinan, strategi memimpin dan kaitan motivasi dengan kepemimpinan.

1.2  Permasalahan
1    Apa pengertian motivasi?
2    Mengapa perlu adanya motivasi?
3    Bagaimana cara membangun motivasi?
4    Apa pengertian kepemimpinan?
5    Mengapa perlu adanya kepemimpinan?
6    Bagaimana strategi memimpin?
7    Apa kaitan antara motivasi dengan kepemimpinan?

1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian motivasi, pentingnya motivasi dalam usaha serta cara-cara agar dapat membangun motivasi tersebut. Selain itu, juga untuk mengetahui pengertian kepemimpinan, arti penting dari kepemimpinan serta strategi-strategi dalam memimpin agar mampu mencapai tujuan yang diharapkan.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Pengertian Motivasi
·      Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa
Motivasi adalah dorongan atau kehendak yang menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar seseorang berbuat atau bertindak dengan perkataan lain karena tingkah laku tersebut dilatarbelakangi oleh adanya motif, maka disebut tingkah laku bermotivasi.
·      Menurut WS. Winkel S.J.Msc
Motivasi adalah daya penggerak dari dalam dan dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
·      Menurut Mc. Donald
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ‘feeling’ dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
·      Menurut Weiner, 1990
Motivasi sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.
·      Menurut Uno, 2007
Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya: hasrat dan minat, dorongan dan kebutuhan, harapan dan cita-cita, penghargaan dan penghormatan.
·      Malayu, 2005:143
Motivasi berasal dari kata Latin “movere” yang berarti dorongan atau pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.
·      Menurut Edwin B Flippo (dalam Malayu 2005:143)
Motivasi adalah suatu keahlian dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai.
·      Menurut American Encyclopedia (dalam Malayu 2005:143)
Motivasi sebagai kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentang) dalam diri seseorang yang membangkitkan topangan dan mengarahkan tindak-tanduknya.
·      Wikipedia bahasa Indonesia
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah dan ketekunan.
·      Robbins, 2001:166
Motivasi yaitu kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi beberapa kebutuhan individual.
·      Hasibuan, 2003
Motivasi adalah mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi.
·      Sondang P. Siagian
Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk menggerakkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
  
2.2  Pengertian Kepemimpinan
·         Thoha, 1983:123
Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
·         Robbins, 2002:163
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan.
·         Ngalim Purwanto, 1991:26
Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk di dalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.
·         H. Abu Ahmadi, 1999:124-125
Kepemimpinan merupakan seni dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.
·         Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961:24
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu.
·         Jacobs and Jacques, 1990:281
Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan.
·         Ordway Tead dalam bukunya The Art of Leadership
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

·         Benis
“…. The proses by which an agent induces a subordinate to behave in a desired manner” (proses dengan mana seorang agen menyebabkan bawahan bertingkah laku menurut satu cara tertentu).
·         Roach & Behling, 1984:46
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas sebuah kelompok yang terorganisasi menuju pencapaian suatu tujuan.
·         Stogdill, 1974:411
Kepemimpinan adalah pengawalan dan pemeliharaan suatu struktur dalam tahapan dan interaksi.
·         Hempill & Coons, 1957:7
Kepemimpinan adalah perilaku seorang individu ketika ia mengarahkan aktivitas sebuah kelompok menuju suatu tujuan bersama.
·         George R. Terry dalam bukunya Principle og Management
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi agar mereka suka berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok.
·         Howard H. Hoyt dalam bukunya Aspect of Modern Public Administration
Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk membimbing.
·         Janda, 1960:358
Kepemimpinan adalah suatu jenis hubungan kekuasaan yang ditandai dengan persepsi anggota kelompok bahwa anggota kelompok yang lain mempunyai hak untuk merumuskan pola perilaku dari anggota yang pertama dalam hubungannya dengan kegiatan sebagai anggota kelompok.
                                                              

BAB 3
PEMBAHASAN

3.1  Pengertian Motivasi
Banyak hal yang kita ketahui tentang pengertian motivasi dari beberapa tokoh. Motivasi berasal dari kata motif yang berarti “dorongan” atau rangsangan atau “daya penggerak” yang ada dalam diri seseorang. Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri yang menimbulkan kegiatan menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.
Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi juga bisa dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Motivasi juga dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang.

3.2  Pentingnya Motivasi
Motivasi mempunyai peranan strategis dalam kegiatan berwirausaha. Tidak ada seorangpun yang melakukan wirausaha tanpa adanya motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan berwirausaha. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam berwirausaha tidak hanya diketahui tetapi juga harus diterapkan dalam dunia usaha.
Disadari bahwa tingkat kepuasan individu manusia berbeda-beda, begitu pula dengan tingkat kebutuhan manusia juga berlainan. Hal itu perlu dipahami oleh seorang wirausaha di dalam memotivasi pekerjanya. Disamping itu pula, seorang wirausaha perlu mengenali kekuatan motif diri sendiri sehingga dapat menjaga keseimbangan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Motivasi bertujuan untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.
Motivasi berfungsi untuk mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar, berwirausaha, berorganisasi dan kegiatan yang lain. Motivasi juga sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan dan juga sebagai penggerak yakni motivasi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan (Hamalik).
Motivasi berguna untuk mendorong gairah dan semangat kerja, meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai, meningkatkan produktivitas kerja pegawai, mempertahankan loyalitas dan kestabilan pegawai perusahaan, meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi pegawai, mengefektifkan pengadaan pegawai, menciptakan hubungan kerja dan suasana yang baik serta meningkatkan kreatifitas dan partisipasi pegawai (Dr. Sowatno, 2001:147).
Motivasi merupakan hal penting karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.

3.3  Cara Membangun Motivasi
Empat area utama motivasi manusia adalah makanan, cinta, seks dan pencapaian. Tujuan-tujuan yang mendasari motivasi ditentukan sendiri oleh individu yang melakukannya, individu dianggap tergerak untuk mencapai tujuan karena adanya motivasi intrinsik atau ekstrinsik.
Motivasi intrinsik yaitu keinginan beraktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi kesenangan atau kepuasan dari melakukan aktivitas tersebut. Bagi seorang wirausaha faktor internal merupakan pengenal motivasi diri pribadi, bagaimana individu tersebut mempunyai dorongan untuk usaha lalu motif apa yang dominan dalam memilih untuk menjadi wirausaha.
Motivasi ekstrinsik yaitu keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh imbalan-imbalan eksternal seperti gaji, kondisi kerja, penghargaan, jenjang karir, tanggung jawab. Seorang pekerja termotivasi bekerja lebih baik tergantung dari faktor yang dikendalikan oleh seorang pemimpin perusahaan atau seorang wirausaha dan interaksi positif antar dua faktor tersebut yang pada umumnya menghasilkan tingkat motivasi yang tinggi.
Motivasi eksternal tidak mengabaikan motivasi internal, tetapi justru mengembangkannya. Motivasi eksternal menjelaskan kekuatan yang ada di dalam individu yang dipengaruhi faktor-faktor internal yang dikendalikan oleh manajer atau seorang wirausaha berupa imbalan yang telah dijelaskan di atas.
Manajer perlu memahami dan mengenal motivasi eksternal untuk mendapat tanggapan positif dari karyawannya. Tanggapan yang positif ini menunjukkan bahwa bawahan-bawahannya sedang bekerja demi kemajuan organisasi. Seorang manajer dapat mempergunakan motivasi eksternal yang positif maupun yang negatif. Motivasi yang positif memebrikan imbalan-imbalan berupa penghargaan untuk pelaksanaan kerja yang baik. Motivasi negatif memperlakukan hukuman bila pelaksanaan kerja tidak baik. Keduanya dapat dilakukan oleh pimpinan perusahaan.
Selain itu, ada pula konsep motivasi yang dijelaskan oleh Suwanto yaitu model tradisional, hubungan manusia dan sumber daya manusia. Pada model tradisional, untuk memotivasi pegawai agar gairah kerja meningkat perlu diterapkan sistem insentif dalam bentuk uang atau barang kepada pegawai yang berprestasi. Model hubungan manusia, yaitu memotivasi pegawai agar gairah kerjanya meningkat adalah dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting. Sedangkan model yang terakhir yaitu sumber daya manusia yakni pegawai dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya uang atau barang tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti.
Soleh Purnomo (2004:37) menyatakan ada tiga faktor sebagai sumber motivasi yaitu kemungkinan untuk berkembang, jenis pekerjaan dan apakah mereka dapat merasa bangga menjadi bagian dari perusahaan tempat mereka bekerja.

3.4  Pengertian Kepemimpinan
Dalam bahasa Indonesia “pemimpin” sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, Pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun,raja, tua-tua dan sebagainya. Sedangkan istilah memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.
Istilah pemimpin, kepemimpinan dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang sama “pimpin”. Namun demikian, ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda.
Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu. Oleh karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki keterampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu untuk memimpin. Istilah kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan keterampilan, kecakapan dan tingkat pengaruh yang dimiliki oleh seseorang. Oleh sebab itu, kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan “pemimpin”.
Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi “leader”, yang mempunyai tugas untuk me-lead anggota disekitarnya. Sedangkan makna lead adalah: loyality, seorang pemimpin harus mampu membangkitkan loyalitas rekan kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan; educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan tacit knowledge pada rekan-rekannya; advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada; discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.
Kepemimpinan mengandung beberapa pokok yaitu kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya situasi kelompok atau organisasi tempat pemimpin dan anggotanya berinteraksi; di dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses mempengaruhi bawahan oleh pemimpin; dan adanya tujuan bersama yang harus dicapai. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.   
3.5  Pentingnya Kepemimpinan
Dalam suatu organisasi, kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.
Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi.
Pemimpin memiliki peran sebagai the vision role, pengendalian dan hubungan organisasi, pembangkit semangat dan menyampaikan informasi.

3.6  Strategi Memimpin
Seorang pemimpin harus menjadi penentu arah, agen perubahan, juru bicara dan pelatih. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus menyusun arah dan secara personal sepakat untuk menyebarkan kepemimpinan ke seluruh organisasi, memberdayakan para karyawan dalam bertindak untuk mendengar dan mengawasi umpan balik dan selalu memfokuskan perhatian dalam membentuk organisasi mencapai potensi terbesarnya.
Seorang manajer harus mempunyai keungulan diri dalam memimpin (self-mastery). Salah satu peran kepemimpinan yang harus dijalankan oleh seorang pemimpin adalah peran membangkitkan semangat kerja. Peran ini dapat dijalankan dengan cara memberikan pujian dan dukungan. Pujian dapat diberikan dalam bentuk penghargaan dan intensif. Penghargaan adalah bentuk pujian yang tidak berbentuk uang. Sementara insentif adalah pujian yang berbentuk uang atau benda yang dapat kuantifikasi. Pemberian insentif hendaknya didasarkan pada aturan yang sudah disepakati bersama dan transparan. Insentif akan efektif dalam peningkatan semangat kerja jika diberikan secara tepat. Artinya, sesuai dengan tingkat kebutuhan karyawan yang diberi intensif dan disampaikan oleh pimpinan tertinggi dalam organisasi serta diberikan dalam suatu ‘event” khusus. Peran pembangkit semangat kerja dalam bentuk memberikan dukungan, bisa dilakukan melalui kata-kata, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam kalimat-kalimat yang sugestif. Dukungan juga dapat diberikan dalam bentuk peningkatan atau penambahan sarana kerja, penambahan staf yang berkualitas, perbaikan lingkungan kerja dan semacamnya.
Semangat kerja sedikit banyaknya dipengaruhi oleh perilaku pimpinannya. Perilaku pemimpin yang baik yaitu: (1) Seorang pemimpin harus selalu berfikir positif, selalu antusia, mampu mamahami dan menmghargai pihak lain (bawahan), tetap tenang saat dalam situasi sulit atau menegangkan, tetap optimis, tidak mengumpat terhadap bawahan, menjelaskan kesalahannya pada waktu dan tempat yang tepat; (2) tidak menunda jawaban atau member jawaban yang mengambang; (3) memberi perintah dengan gaya minta tolong; dan (4) tidak lupa member hadiah atau penghargaan.
Keempat hal tersebut sangat mempengaruhi semangat kerja pegawai dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
Dalam suatu organisasi sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan atau ketidak berhasilan suatu organisasi. Kedudukan manusia dalam hal ini pegawai yaitu orang-orang yang bergabung dalam organisasi adalah sangat penting sebagai pendukung tercapainya tujuan organisasi tempat mereka bekerja. Menyadari hal tersebut peranan kepemimpinan sebagai pemimpin dan manajer adalah sangat mutlak. Dalam upaya mempengaruhi perilaku pegawai, pemimpin menggunakan pendekatan pola kepemimpinan yang berorientasi pada tugas pegawai dan hubungan manusia. (initiating structure dan consideration).
Initiating structure adalah cara kepemimpinan melukiskan hubungannya dengan pegawai dalam mengorganisasi kerja, hubungan kerja dan tujuan. Kepemimpinan pada posisi tingkat tinggi dalam initiating structur untuk memberi perintah kepada pegawai melaksanakan tugas. Sedangkan consideration, hubungan kerja atas dasar kepercayaan, menghargai gagasan pegawai, menunjukkan kepedulian, kesejahteraan, keamanan, dan kepuasan pegawai.
Dalam organisasi terjadi saling berinteraksi sesama pegawai dengan pemimpin. Kondisi yang demiklian akan memungkinkan terwujudnya iklim organisasi, iklim organisasi adalah lingkungan manusia di dalam mana para pegawai organisasi melakukan pekerjaan mereka. Iklim dapat mempengaruhi motivasi dan kepuasan kerja. Hal itu dengan membentuk harapan pegawai tentang konsekuensi yang akan timbul dari berbagai tindakan. Harapan menimbulkan motivasi atau mendorong pegawai melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai tujuan, dalam rangka memenuhi kebutuhan mulai dari kebutuhan fisiologis, sosial, rasa aman, penghargaan dan aktualisasi diri. Terpenuhinya kebutuhan sesuai harapan mendatangkan kepuasan kerja.

3.7  Kaitan Antara Motivasi dan Kepemimpinan
Pelaksanaan tugas dan pekerjaan merupakan suatu kewajiban bagi para pegawai di dalam suatu perusahaan atau organisasi. Kemudian di dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan tersebut tentunya pasti mempunyai suatu tujuan yang sama yakni mengharapkan suatu hasil pekerjaan dan tugas yang baik serta memuaskan yang sesuai dengan apa yang telah ditentukan sebelumnya.
Untuk mendapatkan suatu hasil kerja yang baik dan sesuai dengan tujuan suatu perusahaan atau organisasi maka setiap pemimpin harus mempunyai suatu aturan dan ketentuan yang dituangkan dalam bentuk kebijakan. Kebijakan ini dibuat dengan maksud agar setiap komponen organisasi melaksanakan tugas sesuai degan tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, perlu adanya suatu faktor yang harus dimiliki oleh para pegawai, yakni semangat kerja. Semangat kerja itu sendiri timbul dan tumbuh dalam diri pegawai yang disebabkan oleh adanya motivasi dari pimpinan dalam arti pemimpin (pewirausaha) memberi motivasi atau dorongan kepada pegawai atau anggotanya, baik kebutuhan batin maupun kebutuhan lahir. Sadar akan betapa pentingnya pegawai dalam pembangunan sesuai dengan hakekat Pembangunan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sebagaimana termaktub dalam GBHN adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, pemberian motif oleh pemimpin merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan agar tumbuh dan timbul semangat kerja dalam diri pegawai. Sebab, keberhasilan pegawai sangat tergantung dari motivasi dan kebijakan yang diberikan oleh pimpinan.


BAB 4
PENUTUP

4.1 Simpulan
Motivasi merupakan kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut.
Kepemimpinan adalah perilaku seorang individu ketika ia mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas suatu kelompok yang dipimpinnya sehingga mereka mau bekerja sama sehingga tujuan-tujuan yang telah ditetapkan secara bersama-sama akan tercapai dan terjadi hubungan komunikasi yang baik antar pemimpin dan anggotanya.
Disadari bahwa tingkat kepuasan individu manusia berbeda-beda, begitu pula dengan tingkat kebutuhan manusia juga berlainan. Hal itu perlu dipahami oleh seorang wirausaha di dalam memotivasi pekerjanya. Disamping itu pula, seorang wirausaha perlu mengenali kekuatan motif diri sendiri sehingga dapat menjaga keseimbangan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Seorang wirausaha sebagai pemimpin dalam usahanya, harus memahami tentang motivasi. Pekerjaan seorang pemimpin yang paling penting antara lain adalah bagaimana dia bisa memotivasi orang yang dipimpin untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pencapaian tujuan inilah yang menjadi patokan atau ukuran keberhasilan bagi seorang wirausaha.

4.2 Saran
Kita sebagai calon pemimpin (wirausaha) sebaiknya harus mampu menimbulkan semangat kerja dan membuat hubungan yang baik dengan pegawai agar bisnis yang diusahakan dapat berhasil. Dan yang terpenting pula harus menjadi pemimpin yang amanat, adil dan bertangggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA

Aditya Reza, Regina. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT Sinar Santosa Perkasa Banjarnegara. Semarang: Universitas Diponegoro
Fahmi. 2009. Analisis Pengaruh gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai SPBU Pandanaran Semarang. Jakarta: Universitas Gunadarma
Marno dan M. Idris. 2012. Strategi dan Motode Pengajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
R. Panji, Arief. 2012. Kaitan Motivasi dengan Kepemimpinan. Jakarta: Makalah Ilmiah

Sumber Website
Diakses pada 1 November 2014 Pukul 13.50




NOTULEN