BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepemimpinan
merupakan unsur penting di dalam sebuah perusahaan atau organisasi lain, sebab
tanpa adanya kepemimpinan dari seorang pemimpin maka suatu perusahaan tersebut
akan mengalami kemunduran. Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang
berbeda dalam memimpin atau sering disebut dengan gaya kepemimpinan.
Gaya
kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku
orang lain sesuai dengan keinginannya itu dipengaruhi oleh sifat pemimpin itu
sendiri. Pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang baik akan menciptakan motivasi
yang tinggi di dalam diri setiap bawahan, sehingga dengan motivasi tersebut
akan timbul semangat kerja yang dapat meningkatkan kinerja bawahan itu.
Kepemimpinan
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan motivasi, karena keberhasilan
seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan dan kemampuan dalam menciptakan
motivasi di dalam diri setiap bawahan, kolega maupun atasan pemimpin itu
sendiri.
Kurang adanya
peranan kepemimpinan dalam menciptakan komunikasi yang harmonis serta
memberikan pembinaan pegawai, akan menyebabkan tingkat kinerja pegawai rendah.
Makalah ini akan
membahas mengenai pengertian motivasi, pentingnya motivasi, cara membangun
motivasi, pengertian kepemimpinan, pentingnya kepemimpinan, strategi memimpin
dan kaitan motivasi dengan kepemimpinan.
1.2 Permasalahan
1
Apa pengertian
motivasi?
2
Mengapa perlu adanya
motivasi?
3
Bagaimana cara
membangun motivasi?
4
Apa pengertian
kepemimpinan?
5
Mengapa perlu adanya
kepemimpinan?
6
Bagaimana strategi
memimpin?
7
Apa kaitan antara
motivasi dengan kepemimpinan?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
pengertian motivasi, pentingnya motivasi dalam usaha serta cara-cara agar dapat
membangun motivasi tersebut. Selain itu, juga untuk mengetahui pengertian
kepemimpinan, arti penting dari kepemimpinan serta strategi-strategi dalam
memimpin agar mampu mencapai tujuan yang diharapkan.
BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian Motivasi
· Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa
Motivasi adalah dorongan atau
kehendak yang menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar seseorang berbuat
atau bertindak dengan perkataan lain karena tingkah laku tersebut
dilatarbelakangi oleh adanya motif, maka disebut tingkah laku bermotivasi.
· Menurut WS. Winkel S.J.Msc
Motivasi adalah daya penggerak
dari dalam dan dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan.
· Menurut Mc. Donald
Motivasi adalah perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ‘feeling’ dan didahului
dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
· Menurut Weiner, 1990
Motivasi sebagai kondisi internal
yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan
tertentu dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.
· Menurut Uno, 2007
Motivasi dapat diartikan sebagai
dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan
adanya: hasrat dan minat, dorongan dan kebutuhan, harapan dan cita-cita,
penghargaan dan penghormatan.
· Malayu, 2005:143
Motivasi
berasal dari kata Latin “movere” yang berarti dorongan atau pemberian daya
penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja
sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk
mencapai kepuasan.
· Menurut Edwin B Flippo (dalam Malayu 2005:143)
Motivasi adalah suatu keahlian
dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil,
sehingga para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai.
· Menurut American Encyclopedia (dalam Malayu 2005:143)
Motivasi sebagai kecenderungan
(suatu sifat yang merupakan pokok pertentang) dalam diri seseorang yang
membangkitkan topangan dan mengarahkan tindak-tanduknya.
· Wikipedia bahasa Indonesia
Motivasi adalah proses yang
menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai
tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah dan
ketekunan.
· Robbins, 2001:166
Motivasi yaitu kesediaan untuk
mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang
dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi beberapa kebutuhan
individual.
· Hasibuan, 2003
Motivasi adalah mempersoalkan
bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan agar mereka mau bekerja keras
dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan
organisasi.
· Sondang P. Siagian
Motivasi adalah daya pendorong
yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk menggerakkan
kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk
menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan
menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran
organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
2.2 Pengertian Kepemimpinan
·
Thoha, 1983:123
Kepemimpinan adalah aktivitas
untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu.
·
Robbins, 2002:163
Kepemimpinan adalah kemampuan
untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan.
·
Ngalim Purwanto, 1991:26
Kepemimpinan adalah sekumpulan
dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk di dalamnya kewibawaan
untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar
mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan
rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.
·
H. Abu Ahmadi,
1999:124-125
Kepemimpinan merupakan seni dalam
mengkoordinasikan dan mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai suatu
tujuan yang dikehendaki.
·
Tannebaum, Weschler
and Nassarik, 1961:24
Kepemimpinan adalah pengaruh
antar pribadi dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi
untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu.
·
Jacobs and Jacques,
1990:281
Kepemimpinan adalah suatu proses
yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan
dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan.
·
Ordway Tead dalam
bukunya The Art of Leadership
Kepemimpinan adalah kegiatan
mempengaruhi orang-orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
·
Benis
“…. The proses by which an agent induces a subordinate to behave in a
desired manner” (proses dengan mana seorang agen menyebabkan bawahan
bertingkah laku menurut satu cara tertentu).
·
Roach & Behling,
1984:46
Kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi aktivitas sebuah kelompok yang terorganisasi menuju pencapaian
suatu tujuan.
·
Stogdill, 1974:411
Kepemimpinan adalah pengawalan dan
pemeliharaan suatu struktur dalam tahapan dan interaksi.
·
Hempill & Coons,
1957:7
Kepemimpinan adalah perilaku
seorang individu ketika ia mengarahkan aktivitas sebuah kelompok menuju suatu
tujuan bersama.
·
George R. Terry dalam
bukunya Principle og Management
Kepemimpinan adalah kegiatan
mempengaruhi agar mereka suka berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok.
·
Howard H. Hoyt dalam
bukunya Aspect of Modern Public
Administration
Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi
tingkah laku manusia, kemampuan untuk membimbing.
·
Janda, 1960:358
Kepemimpinan adalah suatu jenis
hubungan kekuasaan yang ditandai dengan persepsi anggota kelompok bahwa anggota
kelompok yang lain mempunyai hak untuk merumuskan pola perilaku dari anggota
yang pertama dalam hubungannya dengan kegiatan sebagai anggota kelompok.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Motivasi
Banyak hal yang
kita ketahui tentang pengertian motivasi dari beberapa tokoh. Motivasi berasal
dari kata motif yang berarti “dorongan”
atau rangsangan atau “daya penggerak” yang ada dalam diri seseorang. Motivasi
adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri yang menimbulkan kegiatan
menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang
dikehendaki dapat tercapai.
Motivasi adalah
gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang secara
sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi juga bisa
dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang
tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Motivasi juga
dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan
tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik
yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun
dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki
individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya,
baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Kajian
tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan
pendidik, manajer dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya
pencapaian kinerja (prestasi) seseorang.
3.2 Pentingnya
Motivasi
Motivasi
mempunyai peranan strategis dalam kegiatan berwirausaha. Tidak ada seorangpun
yang melakukan wirausaha tanpa adanya motivasi. Tidak ada motivasi berarti
tidak ada kegiatan berwirausaha. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka
prinsip-prinsip motivasi dalam berwirausaha tidak hanya diketahui tetapi juga
harus diterapkan dalam dunia usaha.
Disadari bahwa
tingkat kepuasan individu manusia berbeda-beda, begitu pula dengan tingkat
kebutuhan manusia juga berlainan. Hal itu perlu dipahami oleh seorang wirausaha
di dalam memotivasi pekerjanya. Disamping itu pula, seorang wirausaha perlu
mengenali kekuatan motif diri sendiri sehingga dapat menjaga keseimbangan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Motivasi
bertujuan untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan
kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai
tujuan tertentu.
Motivasi
berfungsi untuk mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa
motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar, berwirausaha,
berorganisasi dan kegiatan yang lain. Motivasi juga sebagai pengarah, artinya
mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan dan juga sebagai
penggerak yakni motivasi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan
menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan (Hamalik).
Motivasi berguna
untuk mendorong gairah dan semangat kerja, meningkatkan moral dan kepuasan
kerja pegawai, meningkatkan produktivitas kerja pegawai, mempertahankan
loyalitas dan kestabilan pegawai perusahaan, meningkatkan kedisiplinan dan
menurunkan tingkat absensi pegawai, mengefektifkan pengadaan pegawai,
menciptakan hubungan kerja dan suasana yang baik serta meningkatkan kreatifitas
dan partisipasi pegawai (Dr. Sowatno, 2001:147).
Motivasi
merupakan hal penting karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan
dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai
hasil yang optimal.
3.3 Cara Membangun
Motivasi
Empat area utama
motivasi manusia adalah makanan, cinta, seks dan pencapaian. Tujuan-tujuan yang
mendasari motivasi ditentukan sendiri oleh individu yang melakukannya, individu
dianggap tergerak untuk mencapai tujuan karena adanya motivasi intrinsik atau
ekstrinsik.
Motivasi
intrinsik yaitu keinginan beraktivitas atau meraih pencapaian tertentu
semata-mata demi kesenangan atau kepuasan dari melakukan aktivitas tersebut. Bagi
seorang wirausaha faktor internal merupakan pengenal motivasi diri pribadi,
bagaimana individu tersebut mempunyai dorongan untuk usaha lalu motif apa yang
dominan dalam memilih untuk menjadi wirausaha.
Motivasi
ekstrinsik yaitu keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh
imbalan-imbalan eksternal seperti gaji, kondisi kerja, penghargaan, jenjang
karir, tanggung jawab. Seorang pekerja termotivasi bekerja lebih baik
tergantung dari faktor yang dikendalikan oleh seorang pemimpin perusahaan atau
seorang wirausaha dan interaksi positif antar dua faktor tersebut yang pada
umumnya menghasilkan tingkat motivasi yang tinggi.
Motivasi
eksternal tidak mengabaikan motivasi internal, tetapi justru mengembangkannya.
Motivasi eksternal menjelaskan kekuatan yang ada di dalam individu yang
dipengaruhi faktor-faktor internal yang dikendalikan oleh manajer atau seorang
wirausaha berupa imbalan yang telah dijelaskan di atas.
Manajer perlu
memahami dan mengenal motivasi eksternal untuk mendapat tanggapan positif dari
karyawannya. Tanggapan yang positif ini menunjukkan bahwa bawahan-bawahannya
sedang bekerja demi kemajuan organisasi. Seorang manajer dapat mempergunakan
motivasi eksternal yang positif maupun yang negatif. Motivasi yang positif
memebrikan imbalan-imbalan berupa penghargaan untuk pelaksanaan kerja yang
baik. Motivasi negatif memperlakukan hukuman bila pelaksanaan kerja tidak baik.
Keduanya dapat dilakukan oleh pimpinan perusahaan.
Selain itu, ada
pula konsep motivasi yang dijelaskan oleh Suwanto yaitu model tradisional,
hubungan manusia dan sumber daya manusia. Pada model tradisional, untuk
memotivasi pegawai agar gairah kerja meningkat perlu diterapkan sistem insentif
dalam bentuk uang atau barang kepada pegawai yang berprestasi. Model hubungan
manusia, yaitu memotivasi pegawai agar gairah kerjanya meningkat adalah dengan
mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting.
Sedangkan model yang terakhir yaitu sumber daya manusia yakni pegawai
dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya uang atau barang tetapi juga
kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti.
Soleh Purnomo
(2004:37) menyatakan ada tiga faktor sebagai sumber motivasi yaitu kemungkinan
untuk berkembang, jenis pekerjaan dan apakah mereka dapat merasa bangga menjadi
bagian dari perusahaan tempat mereka bekerja.
3.4 Pengertian
Kepemimpinan
Dalam bahasa
Indonesia “pemimpin” sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, Pembina,
panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun,raja, tua-tua
dan sebagainya. Sedangkan istilah memimpin digunakan dalam konteks hasil
penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang
lain dengan berbagai cara.
Istilah
pemimpin, kepemimpinan dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang
sama “pimpin”. Namun demikian, ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda.
Pemimpin adalah
suatu lakon/peran dalam sistem tertentu. Oleh karenanya seseorang dalam peran
formal belum tentu memiliki keterampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu
untuk memimpin. Istilah kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan
keterampilan, kecakapan dan tingkat pengaruh yang dimiliki oleh seseorang. Oleh
sebab itu, kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan “pemimpin”.
Pemimpin jika
dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi “leader”, yang mempunyai tugas untuk
me-lead anggota disekitarnya.
Sedangkan makna lead adalah: loyality, seorang pemimpin harus mampu
membangkitkan loyalitas rekan kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam
kebaikan; educate, seorang pemimpin
mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan tacit knowledge pada rekan-rekannya; advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada; discipline, memberikan keteladanan dalam
berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.
Kepemimpinan
mengandung beberapa pokok yaitu kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya
situasi kelompok atau organisasi tempat pemimpin dan anggotanya berinteraksi;
di dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses mempengaruhi
bawahan oleh pemimpin; dan adanya tujuan bersama yang harus dicapai. Kepemimpinan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang
untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.
3.5 Pentingnya
Kepemimpinan
Dalam suatu
organisasi, kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.
Kepemimpinan
merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam organisasi.
Pemimpin
memiliki peran sebagai the vision role,
pengendalian dan hubungan organisasi, pembangkit semangat dan menyampaikan
informasi.
3.6 Strategi
Memimpin
Seorang pemimpin
harus menjadi penentu arah, agen perubahan, juru bicara dan pelatih. Oleh
karena itu, seorang pemimpin harus menyusun arah dan secara personal sepakat
untuk menyebarkan kepemimpinan ke seluruh organisasi, memberdayakan para karyawan
dalam bertindak untuk mendengar dan mengawasi umpan balik dan selalu
memfokuskan perhatian dalam membentuk organisasi mencapai potensi terbesarnya.
Seorang manajer
harus mempunyai keungulan diri dalam memimpin (self-mastery). Salah satu peran
kepemimpinan yang harus dijalankan oleh seorang pemimpin adalah peran
membangkitkan semangat kerja. Peran ini dapat dijalankan dengan cara memberikan
pujian dan dukungan. Pujian dapat diberikan dalam bentuk penghargaan dan
intensif. Penghargaan adalah bentuk pujian yang tidak berbentuk uang. Sementara
insentif adalah pujian yang berbentuk uang atau benda yang dapat kuantifikasi.
Pemberian insentif hendaknya didasarkan pada aturan yang sudah disepakati
bersama dan transparan. Insentif akan efektif dalam peningkatan semangat kerja
jika diberikan secara tepat. Artinya, sesuai dengan tingkat kebutuhan karyawan
yang diberi intensif dan disampaikan oleh pimpinan tertinggi dalam organisasi
serta diberikan dalam suatu ‘event” khusus. Peran pembangkit semangat kerja
dalam bentuk memberikan dukungan, bisa dilakukan melalui kata-kata, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dalam kalimat-kalimat yang sugestif. Dukungan
juga dapat diberikan dalam bentuk peningkatan atau penambahan sarana kerja,
penambahan staf yang berkualitas, perbaikan lingkungan kerja dan semacamnya.
Semangat
kerja sedikit banyaknya dipengaruhi oleh perilaku pimpinannya. Perilaku
pemimpin yang baik yaitu: (1) Seorang
pemimpin harus selalu berfikir positif, selalu antusia, mampu mamahami dan
menmghargai pihak lain (bawahan), tetap tenang saat dalam situasi sulit atau
menegangkan, tetap optimis, tidak mengumpat terhadap bawahan, menjelaskan
kesalahannya pada waktu dan tempat yang tepat; (2) tidak menunda jawaban atau
member jawaban yang mengambang; (3) memberi perintah dengan gaya minta
tolong; dan (4) tidak lupa member hadiah atau
penghargaan.
Keempat
hal tersebut sangat mempengaruhi semangat kerja pegawai dalam melaksanakan
tugas dan pekerjaannya.
Dalam suatu organisasi sumber daya
manusia sangat menentukan keberhasilan atau ketidak berhasilan suatu
organisasi. Kedudukan manusia dalam hal ini pegawai yaitu orang-orang yang
bergabung dalam organisasi adalah sangat penting sebagai pendukung tercapainya
tujuan organisasi tempat mereka bekerja. Menyadari hal tersebut peranan
kepemimpinan sebagai pemimpin dan manajer adalah sangat mutlak. Dalam upaya
mempengaruhi perilaku pegawai, pemimpin menggunakan pendekatan pola
kepemimpinan yang berorientasi pada tugas pegawai dan hubungan manusia. (initiating
structure dan consideration).
Initiating structure adalah cara kepemimpinan melukiskan
hubungannya dengan pegawai dalam mengorganisasi kerja, hubungan kerja dan
tujuan. Kepemimpinan pada posisi tingkat tinggi dalam initiating structur untuk
memberi perintah kepada pegawai melaksanakan tugas. Sedangkan consideration,
hubungan kerja atas dasar kepercayaan, menghargai gagasan pegawai, menunjukkan
kepedulian, kesejahteraan, keamanan, dan kepuasan pegawai.
Dalam organisasi terjadi saling
berinteraksi sesama pegawai dengan pemimpin. Kondisi yang demiklian akan
memungkinkan terwujudnya iklim organisasi, iklim organisasi adalah lingkungan
manusia di dalam mana para pegawai organisasi melakukan pekerjaan mereka. Iklim
dapat mempengaruhi motivasi dan kepuasan kerja. Hal itu dengan membentuk
harapan pegawai tentang konsekuensi yang akan timbul dari berbagai tindakan.
Harapan menimbulkan motivasi atau mendorong pegawai melakukan kegiatan-kegiatan
guna mencapai tujuan, dalam rangka memenuhi kebutuhan mulai dari kebutuhan
fisiologis, sosial, rasa aman, penghargaan dan aktualisasi diri. Terpenuhinya
kebutuhan sesuai harapan mendatangkan kepuasan kerja.
3.7 Kaitan Antara
Motivasi dan Kepemimpinan
Pelaksanaan
tugas dan pekerjaan merupakan suatu kewajiban bagi para pegawai di dalam suatu
perusahaan atau organisasi. Kemudian di dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan
tersebut tentunya pasti mempunyai suatu tujuan yang sama yakni mengharapkan
suatu hasil pekerjaan dan tugas yang baik serta memuaskan yang sesuai dengan
apa yang telah ditentukan sebelumnya.
Untuk
mendapatkan suatu hasil kerja yang baik dan sesuai dengan tujuan suatu
perusahaan atau organisasi maka setiap pemimpin harus mempunyai suatu aturan
dan ketentuan yang dituangkan dalam bentuk kebijakan. Kebijakan ini dibuat
dengan maksud agar setiap komponen organisasi melaksanakan tugas sesuai degan
tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam upaya
mencapai tujuan tersebut, perlu adanya suatu faktor yang harus dimiliki oleh
para pegawai, yakni semangat kerja. Semangat kerja itu sendiri timbul dan
tumbuh dalam diri pegawai yang disebabkan oleh adanya motivasi dari pimpinan
dalam arti pemimpin (pewirausaha) memberi motivasi atau dorongan kepada pegawai
atau anggotanya, baik kebutuhan batin maupun kebutuhan lahir. Sadar akan betapa
pentingnya pegawai dalam pembangunan sesuai dengan hakekat Pembangunan Nasional
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sebagaimana termaktub dalam GBHN adalah
pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, pemberian motif oleh pemimpin merupakan suatu kewajiban yang
harus dijalankan agar tumbuh dan timbul semangat kerja dalam diri pegawai.
Sebab, keberhasilan pegawai sangat tergantung dari motivasi dan kebijakan yang
diberikan oleh pimpinan.
BAB
4
PENUTUP
4.1 Simpulan
Motivasi
merupakan kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang
memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut.
Kepemimpinan
adalah perilaku seorang individu ketika ia mengarahkan dan mempengaruhi
aktivitas suatu kelompok yang dipimpinnya sehingga mereka mau bekerja sama
sehingga tujuan-tujuan yang telah ditetapkan secara bersama-sama akan tercapai
dan terjadi hubungan komunikasi yang baik antar pemimpin dan anggotanya.
Disadari bahwa
tingkat kepuasan individu manusia berbeda-beda, begitu pula dengan tingkat
kebutuhan manusia juga berlainan. Hal itu perlu dipahami oleh seorang wirausaha
di dalam memotivasi pekerjanya. Disamping itu pula, seorang wirausaha perlu
mengenali kekuatan motif diri sendiri sehingga dapat menjaga keseimbangan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Seorang
wirausaha sebagai pemimpin dalam usahanya, harus memahami tentang motivasi.
Pekerjaan seorang pemimpin yang paling penting antara lain adalah bagaimana dia
bisa memotivasi orang yang dipimpin untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Pencapaian tujuan inilah yang menjadi patokan atau ukuran keberhasilan bagi
seorang wirausaha.
4.2 Saran
Kita
sebagai calon pemimpin (wirausaha) sebaiknya harus mampu menimbulkan semangat
kerja dan membuat hubungan yang baik dengan pegawai agar bisnis yang diusahakan
dapat berhasil. Dan yang terpenting pula harus menjadi pemimpin yang amanat,
adil dan bertangggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya
Reza, Regina. 2010. Pengaruh Gaya
Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT Sinar
Santosa Perkasa Banjarnegara. Semarang: Universitas Diponegoro
Fahmi.
2009. Analisis Pengaruh gaya Kepemimpinan
dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai SPBU Pandanaran Semarang.
Jakarta: Universitas Gunadarma
Marno
dan M. Idris. 2012. Strategi dan Motode
Pengajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
R.
Panji, Arief. 2012. Kaitan Motivasi
dengan Kepemimpinan. Jakarta: Makalah Ilmiah
Sumber Website
Diakses pada 1 November 2014 Pukul 13.50
NOTULEN