Minggu, 27 November 2011

Kelahiran dan Kematian Alam Semesta

“Dari mana planet dan kita berasal?”… “Dari mana semua ini berawal?”… Mungkin ini adalah pertanyaan yang paling sering diperdebatkan para ilmuan. Saya akan membawa para Netsainers pergi 13,7 milyar tahun yang lalu untuk melihat bagaimana Alam semesta terbentuk, dari mana semua unsur berasal, dan bagaimana semua ini akan berakhir.

Teori Pembentukan Alam Semesta 

Hingga Tahun 1928 banyak sekali teori bagaimana alam semesta ini berawal, dari teori ada dengan seketika sampai teori radikal yang mengatakan bahwa alam semesta tidak mempunyai awal maupun akhir, tapi semua itu hanyalah sebuah asumsi dan sama sekali tidak terbukti.  Tuan Hubble Pada tahun 1929 sedang mengamati ledakan supernova, sinar yang super terang dari supernova itu membuatnya sadar bahwa galaksi didekatnya semakin menjauh pada setiap detiknya. Lalu dia mengamati frekuensi cahaya dari galaksi yang menjauh itu, apa yang dia dapat sangat mengejutkan, frekuensinya semakin menurun dan merubah warna cahaya galaksi itu menjadi merah. Perubahan warna yang radikal itu membuktikan bahwa alam semesta sedang memuai dengat sangat cepat!! Ketika itu dia menyadari bahwa dahulu kala alam semesta pernah saling berdekatan bahkan menyatu menjadi sebuah titik kecil, lalu energi yang besar membuatnya memuai. Kemudian teori Big Bang mulai diakui oleh dunia. 

Awal di Dalam Kehampaan

Para ilmuan memperkirakan bahwa sebelum terjadi Big Bang tidak ada apa-apa, tidak ada materi dan energi, tidak ada ruang, bahkan tidak ada Waktu. Lalu entah dari mana muncul sebuah titik energi kecil yang kemudian energi ini memuai dan membesar kesegala penjuru, terciptalah ruang dan waktu. Pada saat itu alam semesta hanya dipenuhi oleh energi dan suhunya sangat panas.

Dua orang pegawai Bell Telephone bernama Tuan Penzias dan Tuan Wilson sedang memperbaiki gangguan gelombang elektromagnetik dengan antenanya, entah kenapa gelombang pengganggu ini tidak juga hilang, bahkan setelah sarang dan kotoran burung pada antenanya dibersihkan. Mereka menyadari bahwa gelombang tesebut berasal dari angkasa (gelombang ini dinamakan CMB, Cosmic Microwave Background) dan merupakan sebuah konsekuensi dari terjadinya Big Bang. Ini membuktikan bahwa entah bagaimana energi yang memenuhi alam semesta telah berubah menjadi materi yaitu foton. Keberadaan CMB juga membuktikan bahwa materi merupakan wujud lain dari energi, dan Rumus E=∆MC2 mendukung hal itu.


Tetapi ada masalah lain, ketika alam membentuk materi ia juga membentuk “sisi jahat” dari materi pula, ANTIMATERI. Jika keduanya bersentuhan maka materi yang tercipta akan dikonversi kembali ke energi secara utuh. Untunglah suhu yang cukup panas pada waktu itu membuat materi dan antimateri tidak bersentuhan sama sekali. Saat itu alam telah menciptakan atom pertama yaitu Hidrogen.
Pada saat itu suhu alam semesta tidak bisa menciptakan unsur yang lebih berat dari Hidrogen. Lalu bagaimana unsur-unsur yang lebih berat seperti besi tercipta?
Kelahiran ke-103 Materi Pembentuk Alam

Seiring terciptanya materi maka tercipta pula gravitasi, walaupun hidrogen memiliki masa yang teramat sangat kecil tetap saja dia membelokkan ruang dan waktu dengan kata lain memiliki gravitasi. Saat itu atom-atom hidrogen telah memenuhi alam semesta tetapi gravitasi mereka membuat mereka saling tarik menarik dan membentuk sebuah bola hidrogen yang besar. Pada suatu titik tertentu, inti bola hidrogen akan merasa “pengap”, ketika suhu intinya sampai pada suatu titik dimana reaksi thermonuklir bisa menopang dirinya sendiri maka terciptalah “pabrik” pencipta 103 unsur yang telah kita ketahui sampai saat ini, BINTANG.

Dua buah atom hidrogen akan membentuk satu buah atom helium, dua buah atom helium membentuk satu buah atom berium, dan seterusnya sampai pada terciptanya atom besi. Besi merupakan unsur yang “unik” karena suhu di inti bintang tidak mampu membuat besi melakukan reaksi nuklir menjadi unsur yang lebih berat. Lalu bagaimana unsur yang lebih berat seperti timbal, emas dan perak terbentuk? Satu-satunya jalan adalah kita membutuhkan suhu yang lebih panas dari suhu didalam inti bintang, SUPERNOVA.


Suhu ketika supernova terjadi bisa mencapai jutaan kali suhu didalam inti bintang, ini dikarenakan pada saat itu bukan hanya unsur hidrogen saja yang di bakar tetapi unsur-unsur yang lebih berat seperti besi juga ikut terbakar. Selanjutnya unsur-unsur yang lebih berat itu terlempar ke segala penjuru angkasa luas. Begitulah ke-103 materi pembentuk alam tercipta.

Akhir yang Suram

Bailklah kita sudah mengetahui bagaimana semua ini berawal, lalu bagaimana semua ini akan berakhir? Banyak orang percaya bahwa alam semesta didominasi oleh materi, sehingga suatu saat memuainya alam semesta akan berhenti dan memulai berdekatan kembali ke sebuah titik semula atau biasa disebut Big Crunch. Tapi penelitian baru-baru ini menunjukan memuainya alam semesta tidaklah melambat sama sekali melainkan dipercepat, ini membuktikan alam semesta didominasi oleh energi dan bukanlah oleh materi, energi yang mempercepat memuainya alam semesta yang dipercepat sampai saat ini belum diketahui sehingga kita menyebutnya “Energi Gelap”.
Ini menegaskan bahwa suatu saat nanti kita tidak akan melihat galaksi Andromeda, kita akan menjauh dari matahari, bahkan atom-atom di kuku kita akan saling menjauh. Di masa depan nanti semua atom yang ada di alam semesta akan terurai menjadi bentuk yang lebih kecil, proton akan terpisah dari neutron, quark akan terurai menjadi sesuatu yang lebih kecil dan seterusnya hingga alam semesta menjadi kosong dan yang tertinggal hanyalah waktu dan ruang yang sangat luas.
Ketidakhadiran orang-orang dari masa depan yang menghindari musnahnya alam semesta merupakan bukti kuat bahwa ras manusia tidak bisa selamat dari runtuhnya alam semesta. Walaupun banyak juga kemungkinan lain seperti manusia yang berpindah dimensi atau undang-undang perjalanan waktu yang melarang kontak dengan manusia masa lalu. Pada titik ini kita menyadari bahwa harta yang kita kumpulkan akan kembali ke dalam kehampaan, berawal dari kehampaan diakhiri dengan KEHAMPAAN.

Bagaimana jika gravitasi bumi menjadi 2 kali lipat?????


Bagaimana seandainya jika di bumi tidak ada gravitasi atau menjadi dua kali lipat? 

Gravitasi adalah sesuatu hal yang penting yang telah dianugrahkan dalam kehidupan kita. Ada dua hal yang kita tahu tentang ini yaitu kenyataan bahwa grafitasi selalu ada dan tidak pernah berubah. Jika gravitasi bumi berubah secara signifikan, itu akan menyebabkan efek yang sangat besar pada hampir segalanya karena banyak hal yang dirancang sesuai dengan kondisi gravitasi di bumi.
Namun sebelum melihat perubahan gravitasi, sebaiknya kita mengetahui apa itu gravitasi. Gravitasi adalah gaya tarik antara dua atom. Katakanlah Anda mengambil dua buah bola golf dan menempatkan mereka di atas meja. Maka Akan ada gaya tarik yang terjadi antara atom di dalam kedua bola golf tersebut walaupun sangat sedikit. Jika Anda menggunakan dua potong besar timah dan beberapa bahan yang tepat, anda dapat mengukur daya tarik yang terjadi. Itu bisa anda ukur hanya bila Anda mendapatkan jumlah atom yang besar bersamaan, seperti dalam kasus dari grafitasi planet bumi.
Alasan mengapa gravitasi di bumi tidak pernah berubah adalah karena massa bumi tidak pernah berubah. Satu-satunya cara untuk tiba-tiba mengubah gravitasi di Bumi adalah mengubah massa dari planet ini. Sebuah perubahan massa yang sangat besar yang cukup untuk mengakibatkan perubahan pada gravitasi tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Jadi bisakah kita hidup tanpa gravitasi??
Tapi mari kita mengabaikan ilmu fisika dan membayangkan bahwa suatu hari gravitasi di planet ini dimatikan, dan tiba-tiba tidak ada gaya gravitasi di planet bumi. Hal ini akan berubah menjadi hari yang sangat buruk. Kita tergantung pada gravitasi untuk menahan banyak hal untuk tetap dibawah seperti mobil, orang, perabotan, pensil dan kertas di meja Anda, dan seterusnya. Semuanya tidak menempel di tempatnya tiba-tiba tidak akan punya alasan untuk tetap di bawah, semua itu akan mulai melayang. Tapi itu bukan cuma perabotan dan semacamnya yang akan mulai melayang. Dua hal yang lebih penting dari gravitasi adalah atmosfir dan air laut, danau, dan sungai. Tanpa gravitasi, udara di atmosfer tidak memiliki alasan untuk berkeliaran, dan segera akan melompat ke ruang angkasa. Tanpa atmosfir, semua makhluk hidup akan segera mati dan cairan apa pun akan mendidih pergi ke ruang angkasa.


Dengan kata lain, tidak ada seorangpun yang akan bertahan lama jika planet ini tidak memiliki gravitasi.
Jika gravitasi tersebut dengan tiba-tiba menjadi dua kali lipat, maka itu hampir sama buruknya, karena semuanya akan dua kali lipat lebih berat. Akan ada masalah besar dengan bangunan apa pun. Rumah, jembatan, gedung pencakar langit, kaki meja, tiang penopang dan sebagainya menjadi lebih berat dibanding gravitasi normal. Sebagian besar bangunan akan runtuh dengan cepat jika kita melipatgandakan bebannya. Pohon-pohon dan tanaman juga akan mendapatkan masalah. Saluran listrik akan mendapatkan masalah. Tekanan udara menjadi dua kali lipat dan itu akan berdampak besar pada cuaca.
Jawaban ini hanya menunjukkan bagaimana grafitasi tak terpisahkan untuk dunia kita. Kita tidak bisa hidup tanpa grafitasi, dan kita tidak bisa mengubahnya. Ini adalah nilai konstanta yang sebenarnya dalam hidup kita!